CHAPTER 6
Jam digital kamar Donghae menunjukkan pukul 03.00 pagi
KST. Ponsel Minho berdering pertanda ada sebuah sms. Ternyata itu adalah sms
dari Park Jiyeon, seorang yeoja yang tadi siang bertemu nya di pesta
pertunangan Jessica-Donghae. Ia langsung menuju teras atas sambil membawa
ponsel nya dan membaca isi sms tersebut.
Ø Hei
Choi Minho? Good morning. Semoga hari mu menyenangkan. Apa nanti sore kau ada
free time? JIYEON.
ü Good
morning too Jiyeon. Ya mungkin aku ada waktu luang, untuk apa?
Ø Tidak,
aku hanya ingin bertemu denganmu sudah lama sekali. Jam 6 sore nanti bisa
bertemu di Myeongdong?
ü Nanti
ku kabari kau lagi, aku takut ketahuan Yuri Nuna. Btw jam segini kau belum
tidur?
Ø Yuri
Eonnie? Yeojachingu mu itu? dia masih kalah cantik dengan ku. Hahaha. Iya aku
tidak bisa tidur nih. Maaf ne aku telah menganggumu
ü Aniyo,
gwenchana kau tidak mengangguku. Yasudah aku tidur dulu ya Ji? Aku ngantuk.
Sampe bertemu nanti sore, annyeong J
Ø Oke,
Oppa J
annyeong too.. aku sudah tidak sabar nanti hehehe ^____^
Setelah usai membalas sms Jiyeon, Minho kembali ke
kamar Donghae untuk tidur. Untung saja, Donghae tidak bangun dan tidak ada yang
mencurigai nya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi.
Sengaja ia bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan Yuri. Ia membuat sandwich
tuna beserta segelas susu cokelat hangat kesukaan Yuri.
“Annyeong
sayang… ini aku buatkan sarapan untuk mu”. Minho langsung menyamperi Yuri lalu
mengecup kening Yuri, sambil memberi nya sarapan.
“Annyeong juga.
Makasih ya”. Jawab Yuri dengan sedikit senyum lalu memakan sarapan nya.
“Masakanku enak gak Nun?”. Tanya Minho sambil senyum
menatap muka Yuri.
“Enak kok”. Jawab Yuri sambil memberi jempol untuk
Minho dan tersenyum.
“Oh iya. Nanti aku jam 6 sore ada reuni SMA ku di
Myeongdong”. Kata Minho. Ia lupa dengan janji nya Jiyeon.
“Reuni? Aku boleh ikut?”. Jawab Yuri sambil tersenyum.
“Umm.. sep.seppertinyaa.. kkauu is..isti..rahat..ya
kau istirahat aja di rumah. Kamu kan baru sembuh, Nuna”. Jawab Minho dengan
sedikit gugup.
“Wae? Kau
menjawab dengan gugup? Ok kalo itu mau mu. Aku gak apa-apa kok di rumah,
sekalian bantuin Sica aja beres2 rumah”. Jawab Yuri dengan senang lalu
tersenyum.
Minho
merasa lega dengan jawaban Yuri yang seperti itu. tak terbesit di benak Yuri, kalo sebenarnya ia
ingin bertemu dengan Jiyeon, mantan kekasih Minho dulu saat di SMA.
Jam
sudah menunjukkan pukul 17.30 KST. Minho segera bersiap-siap agar tidak
terlambat, lalu pergi ke Myeongdong menggunakan mobil BMW nya.
“Nuna… aku pergi dulu ne? tidak lama kok. Tolong pamitkan aku dengan Hyung dan Sica Noona
ya”. Kata Minho tergesa-gesa sambil mencium kening Yuri.
“Ne Minho,
sepertinya kau terburu-buru sekali. Apa itu yang kau bawa?”. Tanya Yuri dengan
penasaran.
“Iya Nun, aku hampir terlambat. Sebentar lagi jam 6
sore nih. Ini aku photo album saat aku di SMA. Aku mau liatin ke temen-temen
yang lain, Nun”. Jawab Minho sambil membuka photo album itu untuk me-yakinkan
Yuri.
“Oke deh, hati-hati di jalan ya, honey?”. Kata Yuri
sambil memeluk erat Minho.
“Ya sayang. Aku pergi dulu ya? Annyeong”. Jawab Minho sambil membalas pelukan Yuri. Ia langsung
segera berangkat ke Myeongdong.
Di
tengah perjalanan, sebenarnya Minho merasa kasihan dan merasa bersalah dengan
Yuri, karena secara logika Yuri lebih tua 2 tahun dari nya, dan di samping itu
Yuri juga seorang yeojachingu nya.
Cepat-cepat Minho menghilangkan pikiran di dalam benaknya itu.
Jalanan
dari Busan menuju Myeongdong agak tersendat dikit, karena di sepanjang pinggir
jalan Busan, sedang di adakan festival barang bekas.
“Yeobbosaeyo…
Jiyeon-ssi?”. Kata Minho dalam
telpon.
“Yeobbosaeyo..
Ne, Jiyeon imnida. Minho Oppa? Kau dimana? Aku sudah sampai di Myeongdong”.
Jawab Jiyeon dengan suara agak keras, karena di Myeongdong sangat ramai.
“Sabar sebentar Ji. Aku terjebak macet di Busan.
Bentar lagi aku sampe, disini lagi ada festival. Makanya aku macet”. Kata Minho
sambil membunyikan klakson agar tidak menghalangi jalanan mobil.
“Ok, cepat ya? Aku tunggu kau di Abgujong Restaurant. Annyeong”.
Belum sempat menjawab, Jiyeon langsung mematikan ponsel nya.
Syukur
sekali, karena hujan, jadi festival barang bekas itu pun di tutup sementara dan
jalan sudah mulai lancar karena di atur oleh polisi lalu lintas juga. Minho
langsung menyetir ngebut BMW nya, hingga akhirnya ia sampai juga di Myeongdong.
Petang
ini Myeongdong sangat ramai turis asing. Ada dari USA, UK, China, Jepang,
bahkan ada juga beberapa turis dari Indonesia. Dan sisa nya lagi orang-orang
asli korea. Mungkin kalo di lihat dari helikopter, Myeongdong bisa seperti
lautan manusia. Ia langsung menuju Abgujong Restaurant, restoran khusus untuk
makanan Korea.
“Annyeong, Jiyeon.
Kau sudah lama menunggu ya?”. Tanya Minho pada seorang wanita yang sedang duduk
di pojok sofa Abgujong, sambil minum susu hangat.
“Annyeong, Minho
Oppa? Akhirnya kau datang juga. Tidak apa-apa kok Oppa hehe. Oppa ingin pesan
apa? Sini biar Jiyeon yang pesenin”. Jawab Jiyeon dengan suara manis nya.
“Umm.. apa ya? Malam ini aku makan malam bersama Yyul
Nuna. Jadi, aku mau minum coffee latte aja deh”. Jawab Minho sambil melihat
menu makanan.
“Ok, tunggu sini ya Oppa? Aku pesankan dulu”. Kata
Jiyeon tersenyum sambil berjalan menuju kasir.
Abgujong
Restaurant termasuk salah satu restoran khusus makanan Korea yang tertua dan
terbesar di Seoul. Restoran ini sudah didirikan dari tahun 1995, dan kini
restoran ini selalu ramai pengunjung, dari dalam maupun luar negeri.
Minho
menunggu Jiyeon yang sedang memesankan minumannya. Diam-diam, Minho segera
mengaktifkan profil silent pada iPhone nya, agar tidak ketahuan jika ada yang
menelpon/sms. Beberapa saat kemudian Jiyeon kembali ke tempat duduk nya.
“Sudah Oppa. Sudah ku pesankan kok, tunggu 5 menitan
ya Oppa?”. Kata Jiyeon sambil tersenyum.
“Oke, oke. Makasih banyak loh Ji, jadi merepotkan”.
Jawab Minho dengan senyuman pula.
“Engga kok Oppa, gwenchana.
Omong-omong Oppa kesini sendiri?”. Tanya Jiyeon sambil meminum hot milk nya.
“Iya, aku sendiri. Yyul Nuna dan lainnya gak ikut ada
di rumah”. Jawab Minho.
“Kenapa Oppa gak ajak Yyul Eonnie aja? Biar Jiyeon
bisa ngobrol”. Kata Jiyeon dengan muka aegyo nya.
“Engg…anii..aniyyoo…tii…tiddd..tidak
usah, nanti malah menganggu kita ngobrol. Rumah mu sekarang dimana?”. Jawab
Minho dengan sedikit gugup.
“Rumah ku di Busan, Oppa. Di dekat museum tanpa
dinding”. Kata Jiyeon.
“Busan???? Wah kebetulan, rumah ku juga di Busan tuh
dekat penginapan. Kapan-kapan aku boleh main ke rumah mu?”. Tanya Minho dengan
penasaran.
“Boleh banget Oppa!!! Dengan senang hati. Hehehe”.
Jawab Jiyeon dengan girang.
5
menit kemudian, coffee latte pesanan Minho sudah siap saji. Ia bersulang dengan
Jiyeon lalu meminum coffee latte yang hangat itu. sebenarnya, perasaan Minho sekarang
benar-benar sangat gelisah dan gundah sekali. Ia takut, perbuatan nya ini
diketahui Yuri atau Jessica maupun Donghae. Bisa habis dia, bisa saja dia di
usir dari rumah Jessica. Ia segera membuang jauh-jauh pikiran aneh itu.
“Yuk Oppa kita minum”. Kata Jiyeon sambil bersulang
dengan Minho.
“Abis ini kau mau kemana?”. Tanya Minho.
“Umm… pulang aja mau Oppa? Aku agak gak enak badan”.
Jawab Jiyeon dengan wajah lemas.
“Kau sakit? Ya udah nanti biar ku antar pulang ke
rumah mu, berhubung kita searah”. Kata Minho sambil memegang kening dan tangan
Jiyeon.
“Tidak usah deh Oppa, aku minta jemput Appa ku saja.
Kebetulan dia juga ada di rumah”. Jawab Jiyeon.
“Appa mu pasti lelah abis pulang kantor ya? Sudah,
biar aku saja yang antar ya?”. Kata Minho sambil tersenyum dan mengelus rambut Jiyeon.
Mereka
menghabiskan minuman mereka dan segera pulang. Di perjalanan, Jiyeon tertidur
sangat pulas, mungkin ia lelah dan ia juga tidak juga enak badan, pikir Minho.
Minho tidak berani membangunkan Jiyeon, karena ia merasa kasihan dengannya.
Merasa
bosan di dalam mobil, Minho menyetel radio dan mendengarkan lagu “7989 – Kangta
ft. Taeyeon”. Penyanyi terkenal di bawah naungan SM Entertaiment itu. Sesekali
Minho juga ikut bernyanyi walaupun kurang hapal.
Sudah
sampai di rumah Jiyeon, Minho pun membangunkan Jiyeon. Aduhai, alangkah
cantiknya wanita manis ini, pikir Minho. Ingin berlama-lama, ia mengelus rambut
Jiyeon dan mencium keningnya. Tersadar, Jiyeon pun terbangun.
“Eungghh…. Kita sudah sampai Oppa?”. Kata Jiyeon
sambil terbangun kaget.
“Eeehh.. maa..maaafff Jiii.. iyyaaa kkiiitt… kiittaa
sudah sampai, ayo turun”. Jawab Minho gugup sambil menundukkan kepala nya.
“Makasih banyak ya Oppa, lain kali bisa bertemu lagi. Annyeong”. Kata Jiyeon sambil mencium
pipi Minho lalu keluar mobil nya dan masuk ke dalam rumah.
Minho
segera pulang ke rumah nya. Ternyata semua isi rumah telah tertidur pulas,
padahal ini belum larut malam. Minho bersih-bersih lalu segera mengganti
pakaiannya. Dan ia langsung menuju teras atas lagi.
Tak
lupa ponsel nya juga selalu ia bawa kemana-mana. Benar saja dugaan Minho, 5
menit kemudian Jiyeon mengirimkan sebuah sms lagi kepada Minho.
Ø Hai
Oppa. Terima kasih kau telah mengantar ku pulang. Lain kali kita bertemu lagi
ya hehe ^___^
ü Ne
Jiyeon sama-sama. Ya boleh kapan-kapan kita bertemu lagi. Kau belum istirahat?
Ø Belum
Oppa. Aku masih ingin bersantai dulu sebelum tidur. Yyul Eonnie sudah tidur?
ü Sudah
kok. Kenapa?
Ø Aku
takut Yyul Eon mengetahui ini semua dan ia tambah membenciku. Maafkan aku Oppa
telah menganggu hubungan mu dengan Yyul Eon.
ü Aniyo,
selama kita gak kepergok, apa salah nya? Hehehe yasudah, aku tidur ya Ji? Good
night, have a nice dream
Ø Ok
Oppa.. gnite too and have a nice dream too ^__^
Minho segera menyudahi sms-an nya dengan Jiyeon.
Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari bawah yang menuju ke teras. Minho
pun berpura-pura sedang memandangi bintang-bintang dan bulan di langit.
“Minho? Sedang apa disini? Kau sudah pulang?”. Tanya
Yuri sambil menghampiri Minho.
“Hai Nuna. Iya baru saja pulang, ini biasa aku lagi
ngeliatin bintang-bintang cantik kayak Nuna”. Jawab Minho sambil mencolek dagu
Yuri dan memeluknya.
“Hahaha kau ini tak usah gombal. Ohiya, boleh ku
pinjam ponsel mu sebentar? Aku ingin sms Oppa ku dulu. Kasihan, sudah lama aku
gak ketemu. Kebetulan pulsa ku sedang kosong. Bolehkah?”. Tanya Yuri pada
Minho. Minho sejenak berpikir lama, karena ia takut sms nya dengan Jiyeon
terbaca oleh Yuri.
“Bboo..boolle..boleeehh..kook Nuna. Nih ponsel ku”.
Jawab Minho sedikit gugup sambil memberikan ponsel nya.
“Asyikkk!!! Sebentar yaa aku sms Oppa ku dulu”. Kata
Yuri sambil kegirangan.
Yuri
segera sms Oppa nya yang di Incheon. Setelah selesai sms, tak sengaja Yuri
memencet ikon kotak masuk di menu messages. Dan disana ia membaca pesan dari
Jiyeon. Kata-kata dan bahasa Jiyeon adalah bahasa manja, seakan-akan Minho
ialah namjachingu nya. Mengetahui hal
itu, Yuri emosi berat dan akhirnya meninggalkan Minho.
“Nih. Terima kasih”. Kata Yuri dengan cetus sambil
memberi ponsel kembali ke Minho.
“Loh? Nuna kau kenapa? Kok marah gitu?”. Jawab Minho
sambil menghampiri Yuri.
“Tak apa. Aku ngantuk, sudah ya besok saja”. Jawab
Yuri sambil membuang muka dengan nada judes dan jutek.
Minho
langsung merasa bersalah. Ia merenung, mengakui semua kesalahannya. Ia takut Yyul
akan marah besar sehingga hubungan mereka tak se-mesra dan se-romantis dulu. Ia
pusing, dan segera masuk ke dalam rumah untuk tidur malam
CHAPTER 7
Pagi hari telah tiba. Kali ini Minho bangun sangat
pagi sekali, dan terlihat sangat terburu-buru. Sepertinya ia ingin pergi
berbelanja ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan di rumah yang telah
habis.
“Minho!!! Kau ke supermarket sekarang ya? Banyak
kebutuhan yang hampir habis. Ini lists dan ini uang nya. Jangan sampai melebihi
apa yang ku kasih ya!”. Kata Jessica sambil memberi selembar kertas notes yang
berisi lists keperluan yang di butuhkan.
“Oke Nuna. Yyul Nuna mana?”. Jawab Minho.
“Tuh dia disana”. Jawab Jessica sambil menuju ke arah
dapur. Minho segera menghampiri Yuri yang sedang memasak omelet.
“Sayang, aku ke supermarket dulu ya? Sica Nuna
menyuruhku membeli ini”. Kata Minho sambil memeluk Yuri dan mencium kening
Yuri. Yuri hanya tersenyum paksa dan mengangguk.
Minho
segera berangkat dengan berjalan kaki. Ia melewati rumah Jiyeon, dan tanpa
sengaja saat Minho melewati depan rumah Jiyeon, ia juga keluar gerbang rumah
nya. Dan mereka bertemu lagi.
“Pagi Oppa. Kau mau kemana?”. Tanya Jiyeon dengan
ramah kepada Minho.
“Pagi, Ji. Aku mau ke supermarket. Kau?”. Jawab Minho
sambil tersenyum.
“Sama dong Oppa. Kita jalan bareng yuk?!”. Kata Jiyeon
sambil menggandeng tangan Minho.
Mereka
langsung jalan ke supermarket berdua. Ternyata, dari teras atas Yuri mengintip
itu semua dan ia segera mengadu pada Jessica dan Donghae. Ia sudah sangat kesal
dengan perbuatan Minho, ia merasa ia di duakan atau di tusuk dari belakang.
“Jessica, Donghae Oppa kemana? Aku ingin ngomong sama
kalian berdua”. Kata Yyul berlari dari tangga dengan sangat emosinya.
“Dia di luar. Eh, ada apa dengan kau?”. Tanya Jessica
khawatir.
“Ayo Sica. Kita bicarain di luar aja sama Donghae
Oppa”. Kata Yuri sambil menggandeng tangan Sica keluar.
“Oppa, aku ingin ngomong ke kalian masalah si Minho
sama mantan kekasihnya si Jiyeon”. Kata Yuri sambil emosi.
“Ada masalah apa kau dengannya?”. Jawab Donghae dengan
serius.
“Jadi begini Jessica dan Hae Oppa. Semenjak
pertemuannya dengan Park Jiyeon, mantan kekasih Minho pada saat SMA dulu, Minho
berubah. Dia lebih banyak keluar rumah daripada menghabiskan waktu bersama
kita. Kemarin malam, aku minjem ponsel nya untuk sms Oppa ku. Gak sengaja,
inbox nya ku buka. Di situ aku lihat sms dari Jiyeon. Jiyeon itu cewe genit dan
manja. Dia bener-bener gak tau diri, kalo aku tuh siapa nya Minho. Minho juga, dia namja genit yang gak tau malu.
Aku benci sama mereka. Dan tadi, baru saja Minho pamit mau ke supermarket,
taunya ku intip dari teras atas dia malah pergi nya bareng si Jiyeon sambil
pegangan tangan. Gimana aku gak shock?”. Kata Yuri sambil menangis.
“Jeongmal?
Apakah Minho berbuat seperti itu? sudah sabar dulu Yyul. Kita selidikin
sama-sama masalah ini ya?”. Jawab Donghae dengan prihatin.
“Kamu sabar ya Yyul. Kita berdua sayang sama kamu,
kita bakal bantu kamu kok. Sekarang gini deh, gimana kalo kita susul Minho ke
supermarket? Untuk buktiin dia bener pergi bareng Jiyeon atau enggak. Mau
gak?”. Kata Jessica memberi ide sambil memeluk Yuri.
“Ya sayang! Aku setuju. Ayo kita berangkat sekarang.
Keburu dia pulang, kalo sampe disana kita jangan sampe ketauan siapa-siapa oke?
Let’s go!”. Kata Donghae sambil berlari mengambil kunci mobil dan segera
berangkat ke Hanok Supermarket.
Di
tengah perjalanan, Yuri benar-benar menahan emosi nya yang tertahan sehingga ia
menangis. Jessica langsung menenangkan nya. Untungnya hari ini jalanan ke Hanok
memang cukup lancar, tidak seperti biasanya. Hanya 10 menit perjalanan saja
mereka langsung sampai. Setelah sampai, mereka lalu segera masuk ke dalam
supermarket lalu diam-diam mencari keberadaan Minho dan Jiyeon disana.
“Kita harus mengendap-endap supaya kita gak ketauan
sama Minho. Kita akan menguak kebenaran ini. Oke? Sekarang kita pisah jalur ya.
Sayang, kamu ke lorong perlengkapan mandi, Yuri kamu ke lorong snack dan aku,
aku akan stay di sini menunggu nya. Oke? Ayo kita laksanakan”. Kata Donghae
sambil memberikan tos pada Jessica dan Yuri.
Mereka
langsung pergi ke tempat masing-masing yang telah di beritahu Donghae. Setelah
menunggu lama, Minho dan Jiyeon tidak ada juga disana. Mungkin mereka belum
sampai, karena mereka jalan kaki. Setelah beberapa lama kemudian, Donghae
menelpon Jessica dan Yyul untuk kembali ke tempat tadi bertemu, karena ia telah
melihat Minho dan Jiyeon sedang membeli buah-buahan, minuman segar dan beberapa
French Fries yang sudah siap untuk di goreng.
Jessica
dan Yyul segera kembali ke tempat tadi. Mereka bertiga sekarang melihat
perbuatan yang di lakukan oleh keduanya. Mereka berdua terlihat sangat mesra
seperti layaknya seorang kekasih yang baru melakukan honey moon. Mereka berpegangan tangan, sering juga Minho merangkul
Jiyeon dan mengecup kening nya.
“Aku sangat benci Minho. Sangat benci aku sudah tidak
bisa menahan emosi ini. Aku harus benar-benar melabrak mereka”. Kata Yuri
sambil sangat marah dan sedikit menangis.
“Sebentar, sayang. Tahan dulu, jangan emosi dulu.
Lebih baik kita rekam aktivitas mereka, lalu kita bicarakan semua nya di rumah
dengan cool mind”. Jawab Jessica
sambil memegang tangan Yuri.
“Yyul udah ga bisa kayak gini terus, Sica dan Hae
Oppa. Kalo di biarkan terus, malah makin menjadi-jadi nantinya”. Kata Yuri dengan
geram nya.
“Tolong sekali tahan dulu emosi mu Yyul. Emosi gak
akan bisa menyelesaikan semua masalah yang ada. Kau paham? Bersabar sebentar
saja. Ok?”. Kata Donghae.
Melihat
hal ini, Yuri betul-betul sangat meledak-ledak emosi yang ada. Tanpa pikir panjang
akhirnya ia menyampari si Minho dan Jiyeon lalu mulai melabrak nya.
Sampai-sampai sebagian pengunjung supermarket saat itu menyaksikan kejadian
itu.
“Minho-ssi!!!!”.
Teriak Yuri dari kejauhan sambil berjalan dengan cepat.
“Nuna???!!!!”. Jawab Minho sambil melepaskan genggaman
tangan dari Jiyeon.
“Oppa??? Kenapa dia ada disini? Kata mu Yyul Eon gak
akan ada disini”. Kata Jiyeon dengan sedikit ketakutan.
“Oh… bagus banget ya kamu Minho! Bilang mau ke
supermarket, buru-buru pantesan aja. Kamu janjian kan sama yeoja genit itu?! kamu
bilang katanya gak akan lagi deketin dia. Dasar kamu cowok buaya! Kau pembohong
telah menghianati ku”. Kata Yuri sambil marah.
“Bbeenntaarr.. Nunn.. Nunnaa.. aku jelaskan dulu. Apa
yang kau katakana tadi salah Nun. Sekarang kita pulang aja, biar di bicarain di
rumah ok? Gak enak disini banyak orang yang liatin kita”. Jawab Minho sambil
memegang tangan Yuri.
“Sudah lepaskan tanganku! Jangan lagi kau menyentuhku
Choi Minho-ssi!!! Biarkan semua orang
tau masalah ini! Dan untukmu yeoja genit! Kau tidak pernah sadar ya kalo Minho
sudah punya yeojachingu yang sebentar
lagi ingin tunangan???!!!! Kau tidak punya perasaan??!!! Hah?!!!!!!!!!!!!!”.
Kata Yuri sambil menyamperi Jiyeon dan melotot padanya. Jiyeon segera menunduk
karena ketakutan.
“Tidd..tiddaa…tidaaakk Eonnie. Aku akan menjelaskan
ini semua, maafkan aku”. Jawab Jiyeon dengan gugup.
“Hanya maaf saja yang bisa kau katakan?!!!! Kau pikir
hanya 4 kata saja bisa membalas semua kesalahnku pada mu? Kalian itu umurnya
masih di bawah aku, kalian udah kurangajar ya sama aku!”. Jawab Yuri dengan
nada tinggi sambil menangis. Tak lama kemudian Jessica dan Donghae pun datang
ke tempat dimana mereka bertengkar.
“Yyul.. tenang-tenang. Jangan emosi dulu, gak enak ini
tempat umum. Kan tadi aku udah bilang, semua nya kita bicarain di rumah
berempat dengan tenang jangan kayak gini”. Kata Jessica sambil memeluk Yuri.
Akhirnya Jessica membawa Yuri ke tempat yang agak jauh dari sana.
“Hei Minho!!!! Mengapa kau berbuat seperti itu? kau
gak tau ya gimana perasaan seorang perempuan yang di giniin sama kamu. Kamu
pikir enak jadi Yuri? Dia kasian. Dia juga sakit juga gara-gara kamu Minho-ssi. Aku sebagai calon kakak ipar mu,
aku sangat kecewa dengan apa yang kamu buat sekarang. Aku mohon, sekarang juga
kamu tinggalkan yeoja itu dan segera minta maaf dengan tulus pada Yuri dan
berjanji tidak akan mengulangi ini. Kau harus jadi cowok yang gentlemen! Sana cepat minta maaf sama
dia di hadapan orang-orang yang negliat kita semua”. kata Donghae menasihati,
Minho segera berlari kea rah Yuri yang sangat menangis tersedu-sedu(?).
“Nuna. Kali ini aku benar-benar minta maaf dengan mu.
Aku berjanji gak akan ngulangin ini semua. aku sadar memang ini semua
kesalahanku dan aku minta maaf sama Nuna dengan setulus hati, tanpa permintaan
dari Hae Hyung. Kali ini aku benar-benar berjanji Nuna. Kau harus percaya pada
ku”. Kata Minho sambil memegang tangan Yuri dan terlihat mata nya berkaca-kaca.
“Tidak. Aku tidak akan pernah percaya sama kamu
sedikit pun. Kamu udah ngelakuin hal ini 3x, kedua kali aku masih bisa maafin.
Sekarang bener-bener aku gak bisa maafin kamu”. Jawab Yuri dengan tegas dan
akhirnya ia berlari menuju pintu supermarket. Donghae, Minho, Jessica dan
Jiyeon semua ikut berlari menyusul dia.
“Yuri Nunaaa!!!!!! Tunggu aku. Biar ku jelaskan ini
semua”. kata Minho sambil mengejar Yuri dan menahan tangannya.
“Lepas kan tanganku!!!! Tadi aku sudah bilang, maaf
aku gak akan bisa maafin kamu lagi”. Jawab Yuri sambil berlari dan menyetop
taksi, lalu menaiki nya.
“Yuri!!!!! Tunggu Yuri!!! Kau mau kemana”. Teriak
Jessica dan Donghae.
“Heh! Kamu itu jadi sepupu kok gak bener banget sih.
Sekarang kita gak bisa ngejar Yuri! Pokoknya kalo ada apa-apa sama Yuri. Kamu
harus tanggung jawab. Untuk saat ini dan HaeOppa tidak bisa maafkan kamu”. Kata
Jessica dengan nada tinggi, emosi lalu masuk ke mobil dan pulang ke rumah
meninggalkan Minho.
“Oppa. Lalu bagaimana dengan ku?”. Tanya Jiyeon dengan
muka memelas.
“Ah!!!!!! Sudahlah pergi sana!!!! Kau hanya bisa
menjadi perusak hubungan orang”. Jawab Minho sambil meninggalkan Jiyeon lalu
masuk ke dalam taksi dan pergi.
“Opppaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!! Tungguuuuuuu!!!!!”. Jawab
Jiyeon sambil teriak.
Semua
keadaan sangat hancur sekarang. Mereka semua gak tau kemana Yuri akan pergi.
Dan hari ini, Minho juga tidak pulang ke rumah Jessica. Ia akan tinggal
sementara di penginapan pada saat pertama kali ia datang ke Busan, ia ingin
menenangkan diri nya sejenak.
Lain
hal nya dengan Yuri, ia tidak jelas ingin pergi kemana. Yang jelas, ia ingin
meninggalkan kota Busan untuk menjauh dari Minho. Teringat akan temannya yang
tinggal di Incheon, Tiffany Hwang, ia langsung menelpon nya dan menuju rumah
Ppany untuk tinggal sebentar disana.
“Yeobbosaeyo….”.
kata Ppany dalam telepon.
“Yeobbosaeyoo…
Ppany-ssi. Ini aku Yuri, kau masih
ingat dengan ku?”. Jawab Yuri dalam telepon sambil menahan tangis.
“Yuri??? Yuri yang waktu itu teman SMA ku di Hanyoung
High School? atau yang mana? Maaf aku agak lupa, hehe”. Tanya Tiffany dengan
nada bingung.
“Ya, aku teman mu dulu. Sekarang kau masih menjadi
chef, apa kabar dengan mu?”. Jawab Yuri.
“Yuri-yaaaaa.
Aku baik-baik saja, ih aku kangen banget sama kamu. Ya aku masih jadi chef,
sekarang pekerjaan mu apa? Ada apa nih ngomong-ngomong tumben telpon aku
hehee”. Kata Tiffany dengan nada gembira.
“Aku jadi seorang pramuniaga di sebuah Florist. Um..
rumah mu masih di Incheon kan? Kalo kamu mau, boleh gak sekarang aku main ke
rumah mu? Aku sedang dalam perjalanan”. Jawab Yuri dengan berusaha menutupi
kesedihannya.
“Ya aku masih di Incheon. Boleeeeh bangeeet aku tunggu
yaaaa. Ngomong-ngomong ada apa dengan mu? Kau habis nangis?”. Tanya Tiffany
yang tiba-tiba nada suara nya berubah menjadi sedikit khawatir.
“Hahaa.. tidak, nanti aku akan jelas kan semua nya. Annyeong”. Jawab Yuri lalu mematikan
ponsel nya.
Perjalanan
ke Incehon hari ini memakan waktu 1 ½ jam, karena lancar. Biasanya bisa di
tempuh dengan waktu 2-3 jam menggunakan kendaraan darat. Sampailah Yuri di kota
Incheon, lalu ia sms Tiffany untuk meminta alamat rumahnya. Tiba-tiba Jessica mengirmkan pesan kepada
Yuri.
Ø Yuri-yya……….
Kau ada dimana? Pulanglah secepatnya. Kami semua khawatir dengan mu. Minho
sudah aku dan Hae Ppa atasi kok.
ü Tidak
usah khawatirkan ku Sica, pada saatnya nanti aku akan pulang ke rumah. Miss you
Sica.
Yuri membalas sms dengan menitikkan sedikit air mata
nya. Tiba-tiba ia telah sampai di depan rumah Tiffany. Dengan hati sangat
hancur, ia mengetuk pintu rumah Tiffany dan kebetulan Tiffany yang langsung
membukakan pintu nya.
“Yuriiiii………. Ayo masuk yuk!!! Aku kangen sekali
dengan mu”. Kata Tiffany sambil membuka pintu lalu memeluk Yuri dan masuk ke
dalam rumah nya.
“Ppany.. aku juga kangen banget sama kamu, udah lama
banget ya kita gak ketemu. Rumah mu juga sepertinya agak lebih besar ya?”.
Tanya Yuri sambil melihat ke tiap sisi rumah Ppany.
“Ah kau ini bisa aja. Cuma di renovasi sedikit aja kok
Yyul. Btw, kamu mau minum atau makan apa Yyul? Tunggu ku buatkan dulu ya”.
Jawab Tiffany lalu meninggalkan Yuri ke dapur.
“Eh, gausah Ppany gak papa kok aku gak lapar Cuma
sedikit haus aja hehe. Maaf banget loh udah ngerepotin”. Kata Yyul. Tiffany
mengangguk.
Sambil
menunggu Ppany, Yuri melihat-lihat foto-foto yang terpampang di dinding ruang
tamu rumah Ppany. Disana ada foto Tiffany dan Jessica, ada juga yang foto dengannya,
foto dengan keluarga nya. Tetapi, ada satu foto yang membuat Yuri agak shock.
Yaitu foto Minho bersama Tiffany dan eomma nya. Ia segera duduk kembali
menyegarkan pikirannya, dan Ppany juga datang dari dapur membawa secangkir
coklat panas untuk Yuri.
“Nih Yyul minum dulu. Masih suka hot chocolate kan?”.
Tanya Ppany sambil memberi cangkir cokelat panas.
“Kamu masih inget aja Ppany, makasih banyak loh ya”.
Jawab Yuri sambil meminum susu cokelat nya dan Tiffany juga meminumnya.
“Ohiya Yyul, katanya kamu mau cerita sama aku, ada
apa?”. Tanya Ppany di tengah acara minum bersama nya.
“Oh iya. Jadi gini, aku punya pacar namanya Minho. Dia
itu bener-bener pengkhianat banget Ppany. Aku udah ga percaya lagi sama cowok
manapun. Kejadian tadi siang, aku lagi ke supermarket bareng sama temen. Trus,
aku liat dia sama yeoja lain lagi pelukan, gandengan tangan, nyium kening nya.
Mesra banget, aku gak bisa liat situasi kayak gitu akhirnya aku bertindak dan
aku kabur pergi ke sini”. Cerita Yuri sambil menangis, Ppany pun
menenangkannya.
“Tenang ya. Udah kamu gak usah sedih lagi, untuk
sementara tinggal aja dulu disini ya. Lagipula rumah ku juga kosong kok. Oh
iya, Minho? Maksud mu Choi Minho yang ini?”. Tanya Ppany sambil mengambil foto
di dinding rumah nya.
“Iyaaa!!! Iya itu dia… dia itu pacar ku. Kau kenal
dengan nya? Kenapa dia bisa berfoto dengan mu dan Eomma mu?”. Kata Yuri dengan
bingung.
“Umm… jadi… dia itu adik tiri ku. Papa ku nikah lagi
sama ibu nya Minho, sedangkan aku ikut eomma ku tinggal disini. Ya, Minho itu
emang keras kepala dia tipe cowok yang gak bertanggung jawab. Kami pernah
tinggal serumah sama dia, ya tapi terpaksa eomma ku ngusir dia karena gak tahan
sama kelakuannya. Ya tapi, udahlah lupain aja ya? Sekarang berhubung udh malem.
Kita istirahat, oke? Tuh aku ada kamar kosong masih bersih kok. Kamu bisa tidur
disitu untuk sementara, oke?”. Kata Tiffany dan Yuri mengangguk.
Akhirnya
mereka semua menuju ke kamar masing-masing dan istirahat bersama.