Author :
spazgor
Category
: Romance
Rate : Age 14+
Casts :
1) Choi Minho as Minho
2) Kwon Yuri as Yuri/Yyul
3) Jung Sooyeon as Jessica/Sica/Sooyeon
4) Lee Donghae as Donghae
Other casts :
1) Hwang Mi Young as Tiffany/Ppany
2) Park Jiyeon as Jiyeon
3) Jung Soojung as Krystal/Soojung
CHAPTER 1
“Ya!!
Minho!! Cepat kamu keluar dari sini!! Appa
tidak mau melihat mu lagi! Kau anak yang tidak bisa di atur! Selalu menyusahkan
orang tua-mu saja! Ayo keluar dari rumah ini!!”. Suara kegaduhan terdengar dari
luar rumah mewah berarsitektur etnik membuat seluruh pekerja di sana menjadi
kaget dan ketakutan. Akhirnya, Minho segera beranjak pergi dari rumah nya
membawa mobil MercedezBenz pemberian dari Appa-nya.
Choi
Minho, putra seorang pengusaha ternama yang telah sukses di Seoul-Korea, banyak
di idam-idamkan oleh wanita dimana saja berada. Karena ia bagaikan “Angel”
dengan ke-tampanannya, ke-machoannya
dan kegagahannya. Namun sayang, Minho tumbuh menjadi seorang pemuda yang keras,
sombong, suka bermabuk-mabukkan dan bersikap tidak baik. Hari ini mungkin akan
menjadi hari yang sangat buruk dalam hidup Minho.
Ia
bimbang tak tahu ingin pergi kemana. Akhirnya,
Minho memutuskan untuk pergi ke daerah pedalaman Busan untuk mencari
penginapan. Tanpa pikir panjang, Minho langsung mem-booking penginapan itu dan
membayar cash. Ia langsung merebahkan tubuhnya ke kasur yang hanya berukuran ½
lebih dari panjang dan lebar badannya.
Minho
akhirnya berniat untuk menelpon sepupu nya, Jessica yang kebetulan tinggal di
Busan juga.
“Yeobbosaeyo?”.
Angkat Jessica dengan suara lembut-nya
“Yeobbosaeyo,
Noona. Aku Minho, bolehkah kita berbicara sebentar?”. Jawab Minho dengan
suara gelisah.
“Minho-ya!! Eotteokhae
Jinae? Sudah lama kau tidak menelponku lagi. Boleh, kau mau bicara apa?.
Tanya Jessica dengan sangat penasaran.
“Begini Noona, aku telah di usir oleh Appa dari rumah”. Jawab Minho dengan
suara pelan, sedih dan kecewa.
“Wae Minho?
Kamu mabuk-mabukkan lagi? Kamu pergi ke Disco Club itu lagi???!!! Minho, kan
sudah ku beritahu kau jangan lagi pergi ke tempat sana. Kalo Appa mu tau, udah repot urusannya”.
Jawab Jessica dengan nada tinggi.
“Ne, Noona.
Aku mengaku aku salah. Tapi mau gimana lagi Noon? Aku tidak biasa jika harus
menjalani keseharian ku tanpa harus melakukan kegiatan seperti itu. Aku sudah
berniat untuk meninggalkannya, tapi tetap aja tidak bisa Noon”. Jawab Minho.
“Minho, perbuatan seperti itu tidak baik. Tidak
seharusnya kamu berperilaku seperti itu, Minho-ssi. Kamu putra dari seorang pengusaha besar dan sukses di Korea.
Kamu tidak boleh mengecewakan, atau bahkan mempermalukkan dan mencemarkan nama
baik keluargamu, terutama Appa mu.
Lebih baik, kamu renungkan lagi perbuatan mu yang kemarin-kemarin. Dan ingat,
tidak usah di ulang lagi perbuatan seperti itu”. Kata Jessica sambil memotivasi
Minho.
“Ya Noona, aku akan menuruti kata-kata mu”. Jawab
Minho dengan penuh rasa bersalah.
“Ok. Sekarang, kamu ada dimana? Aku akan mengunjungimu
sekarang untuk melihat mu”. Kata Jessica.
“Aku di Busan, Noona. Noona tidak perlu kesini, besok
kita bertemu di Florist milik Noona saja, ya? Maaf Noona, aku sekarang lelah
ingin tidur. Terima kasih sudah menemaniku ngobrol, selamat malam Noona sampai
bertemu besok”. Jawab Minho sambil memejamkan matanya.
“Ya, sampai besok Minho. Selamat malam juga, tidur
yang nyenyak ya. Dan mimpi yang indah”. Jawab Jessica lalu mematikkan ponsel nya.
****
Cahaya
matahari menembus jendela kamar tidur tempat penginapan Minho. Ia langsung
terbangun lalu segera mandi dan pergi menuju Florist tempat bekerja Jessica di
daerah Busan.
Perjalanan
yang ia tempuh hanya 15 menit, karena jarak antara penginapan dan Florist
tempat kerja Jessica sangat dekat. Begitu ia sampai disana, Florist itu masih
tutup dan horden nya pun belum di buka. Minho penasaran, akhirnya ia coba
mengetuk pintu nya pelan, dan tak lama kemudian Jessica mengintip dari balik
horden dan membukkan pintu.
“Hey, Minho. Ayo masuk. Tumben, pagi sekali kau datang
kesini. Florist ini belum buka, aku masih beres-beres untuk 1 jam lagi”. Kata
Jessica dengan ramah nya dan menuruh Minho masuk.
“Ne, Noona. Gomawoyo”. Kata Minho sambil
membungkukkan badan sedikit ke Jessica
“Minho, daripada kamu nginep di penginapan itu,
mendingan kamu tinggal aja deh di rumah Noona. Noona di rumah cuma sama Halmeoni aja. Daripada kamu ngabisin
uang banyak untuk nginep disana”. Kata Jessica sambil menaruh bunga-bunga cantik
di dalam pot dan vas bunga.
“Ah, tidak usah Noona. Nanti malah merepotkan Noona.
Lagipula, memang Halmeoni mau kalo
aku tinggal di sana? Halmeoni kan
sangat membenci ku. Kau tau itu kan Noon?”. Jawab Minho gelisah.
“Jangan negative
thinking dulu. Nanti kalo Noona pulang, kamu ikut Noona aja ya? Sekarang
ayo bantu Noona beresin vas-vas bunga ini”. Jessica menjawab nya dengan sinis.
Minho
membantu Jessica merapikan florist nya itu. Florist tempat kerja Jessica ini
sangat unik. Karena berarsitektur seperti rumah-rumah tua yang lama tidak di
tempati. Meskipun begitu, florist ini tidak kotor atau berdebu sedikit pun. Tak
lama kemudian, suara ketukkan dari pintu masuk pun terdengar dan Jessica
mengintip lewat horden lalu membukakkan pintu.
“Annyeong.. Jessica
maafkan aku. Aku terlambat 10 menit, tadi aku di suruh Eomma ku untuk menyirami bunga di halaman rumahku. Mianhehamnida Sica”. Kata Yuri, teman
satu kerja Jessica di Petals Florist.
“Ne, ne,
gwaenchana. Lain kali jangan telat lagi ya? Udah sekarang kamu cepet sapu,
pel lalu lap kaca dan meja ya? Tadi aku udah nyusun bunga sama lap vas bunga”.
Jawab Jessica dengan tegasnya.
“Siap Sica!!”. Kata Yuri sambil berlari lalu mengambil
lap kaca.
Alangkah
cantiknya gadis itu.. Siapakah dia? Gumam Minho dalam hati. Ternyata, Yuri
sudah membuat Minho jatuh hati padanya. Yuri adalah seorang gadis sederhana
tinggal di daerah Busan, yang memiliki tubuh tinggi, sexy, anggun, berparas
cantik yang tentunya tidak kalah dengan Jessica.
“Noona, dia siapa? Dia teman kerja mu?”. Tanya Minho
ke Jessica sambil berbisik.
“Ya, dia teman kerja ku sekaligus tetanggaku juga. Wae? Kau ingin berkenalan? Ya sudah sana
kamu kenalan aja. Dia baik dan ramah kok”. Jawab Jessica sambil terus menyusun
bunga-bunga cantik itu ke dalam vas bunga.
Akhirnya
Minho bertekad untuk langsung berkenalan dengan Yuri. Namun, ia malu dengan
Yuri. Dengan mantap, ia melangkahkan kaki nya selangkah demi selangkah namun
pasti menuju Yuri.
“Annyeonghaseo,
choneun Minho imnida”. Celetuk Minho sambil membungkukkan badan kepada
Yuri, yang membuat Yuri sedikit tersentak karena kaget.
“Oh ne,
annyeong, Yuri imnida. Kau pegawai baru disini?”. Jawab Yuri dengan
ramahnya sambil memberikan senyuman “angel” kepada Minho.
“Bukan, aku sepupu nya Jessica Noona. Kalo boleh tau,
kamu seumur dengan Jessica Noona?”. Tanya Minho kepada Yuri.
“Yap. Aku seumuran dengan Sica. Udah, panggil aja aku
Yuri gausah pake Noona ya”. Kata Yuri sambil menepuk-nepuk pundak Minho dan
tersenyum.
“Ok. Noona.. eh.. Yuri”. Jawab Minho dengan
terbata-bata dan dibalas tawaan kecil dari bibir Yuri.
Tak
terasa Petals Florist kini sudah buka. Sangat di luar dugaan Minho. Ia pikir
florist yang letak nya sangat terpencil dari pusat kota, tetapi bisa seramai
ini. Baru saja florist ini dibuka sudah ada sekitar 5-8 pengunjung yang datang.
Ada yang memesan karangan bunga, ada juga yang hanya sekedar melihat-lihat
saja, ada pula yang membeli setangkai bunga saja.
“Annyeong. Ada
yang bisa saya bantu, Bu?”. Tanya Yuri dengan ramah nya kepada seorang ibu paruh
baya yang terlihat sedang bingung memilih bunga.
“Saya sedang mencari karangan bunga untuk anak saya. 3
hari lagi, anak saya menikah. Kira-kira karangan bunga mana ya yang cocok untuk
anak saya? Anak saya perempuan”. Jawab ibu paruh baya itu.
“Oh, ibu butuh karangan bunga untuk acara pernikahan
ya? Sebentar ya Bu, saya ambilkan catalog nya dulu. Agar ibu dapat pesan
sekarang”. Jawab Yuri, lalu ia bergegas menuju meja kasir dan bertanya kepada
Yuri untuk catalog terbaru nya.
“Ibu bisa duduk disini aja ibu agar kita lebih gampang
bicaranya”. Ajak Yuri kepada ibu paruh baya itu lalu ibu itu menurutinya.
“Ini ibu, di catalog terbaru kita, kita ada 5 spesial
karangan bunga yang banyak di pesan juga sama orang lain. Karangan bunga ini
juga disesuaikan sama tema pernikahannya Bu. Jadi, disini kita ada tema outdoor, ballroom, indoor, beach, castle.
Nah, kira-kira dari salah satu tema ini ada yang cocok dengan tema pernikahan
anak Ibu?”. Tanya Yuri sambil tersenyum dengan ibu itu.
“Umm… Sepertinya tema pernikahan anak saya ballroom deh. Jadi saya pesan 2 karangan
bunga berbeda tetapi dengan tema ballroom,
bisa tidak? Kira-kira selesai kapan?”. Kata Ibu itu sambil menunjuk contoh
tema+karangan bunga di catalog.
“Oh bisa Bu, bisa. Mungkin besok karangan bunga nya
sudah jadi. Dan bisa di kirim ke tempat Ibu. Kalo boleh saya tau, tolong
sebutkan nama Ibu dan alamat rumah Ibu bisa Bu?”. Tanya Yuri sambil mengambil
agenda yang berisikan nama-nama dan alamat para pelanggan.
“Ok. Nama saya Sung
Rae Sub atau Sung Rae. Alamat
rumah saya di Hanok Street No. 32. Saya beri nomor telpon juga ya agar lebih
gampang nanti. Ini nomor nya ………..”. Jawab Ibu SungRae.
“Iya Bu, terima kasih banyak Ibu sudah mengunjungi
Petals Florist. Besok estimasi waktu kira-kira jam 10 pagi karangan bunga udah
sampai di rumah Ibu ya”. Kata Yuri sambil berdiri lalu bersalaman dengan ibu
itu. Dan ibu itu segera pergi meninggalkan Petals Florist.
Hari
ini tidak seperti biasanya, Petals Florist lebih banyak pengunjung yang
meningkat sekitar 2 kali lipat dari hari biasa nya. Jessica dan Yuri sedang
sibuk melayani para pelanggan, sedangkan Minho, ia hanya duduk santai di meja
kasir sambil menikmati secangkir teh hangat yang ia buat dari pantry.
“Ahh.. Alangkah indahnya hidup ini. Kalo aja tiap hari
aku seperti ini tanpa di bebani apapun, mungkin aku akan betah tinggal di Busan
dan aku enggan kembali ke Seoul”. Kata Minho sambil senyum-senyum sendiri.
“Yaa!!! Minho-ssi!!!
Kau sedang apa disini?! Bukannya membantu ku malah asik bersantai disini!!
Sudah tau sekarang sedang banyak pelanggan, kau tidak lihat??!!”. Celetuk
Jessica sambil sedikit menggebrak meja yang membuat Minho kaget.
“Ehh.. Mianhe Noona.
Aku sedang minum teh tadi. Maaf Noona, tadinya sih aku ingin bantu Noona. Tapi
kan aku tidak ngerti bagaimana cara nya melayani pelanggan disini. Sekarang aku
harus apa, Noon?”. Jawab Minho dengan sedikit ketakutan.
“Sudah jangan banyak alasan! Sekarang, kau bagikan
brosur ini ke semua pelanggan disini dan kau jaga di luar toko. Jika ada orang
lewat, bagikan brosur ini. Sudah cepat sana! Kerja nya yang gesit ya! Jangan
hanya santai saja!”. Kata Jessica sambil marah dan menyerahkan setumpuk brosur
kepada Minho.
“Iya Noona. Tenang aja aku pasti bakalan abisin deh
nih setumpuk brosur ini. Tenang aja Noon tenang”. Jawab Minho sambil
cengar-cengir lalu meninggalkan Jessica.
Tak
lama brosur yang dibagikan Minho pun telah habis. Lalu ia duduk di kursi depan
florist untuk istirahat, tiba-tiba datang seorang namja menggunakan vespa dan melepaskan helm nya lalu ia menyapa
Minho.
“Hei, kau siapa? Pegawai baru disini? Atau kau ini
pelanggan”. Tanya Donghae dengan heran.
“Aku bukan pegawai. Aku bukan pelanggan. Aku sepupu
Sica Noona. Aku disini disuruh Sica Noona untuk membantunya bekerja disini. Kau
siapa?”. Jawab Minho dengan sombong nya.
“Aku Donghae. Aku kurir yang kerja disini. Tugas ku
mengantarkan karangan bunga pesanan pelanggan. Ya sudah, sekarang kamu masuk
aja. Angin nya kencang sekali, apa kau tidak merasa kedinginan?”. Kata Donghae.
“Tidak usah. Aku sudah terbiasa dengan keadaan seperti
ini”. Jawab Minho dengan sinis dan sombong.
“Ya sudah jika itu mau mu! Dasar namja sombong! Tidak
sopan!”. Kata Donghae dengan kesalnya sambil melangkahkan kaki masuk ke dalam
Florist.
“Yuri-aa.. Namja di depan itu siapa sih? Dia sangat
menyebalkan tidak tau sopan santun dengan ku!”. Tanya Donghae dengan berapi-api
kepada Yuri.
“Wae Oppa?
Dia Minho sepupu nya Sica. Apakah Minho seperti itu? Kayaknya tadi pas dia
kenalan dengan ku dia baik banget loh Oppa!! Ramah pula, kenapa dengan Oppa
seperti itu?”. Jawab Yuri dengan suara lembut nya.
“Ah aku tidak tau. Biarkan lah saja namja seperti
itu!! Sekarang Jessica dimana? Aku ingin bertemu dengannya”. Tanya Donghae
dengan calm nya.
“Dia ada di lantai atas Oppa, lagi nyusun karangan
bunga untuk besok”. Jawab Yuri sambil fokus dengan catatan nama-nama pelanggan
yang memesan bunga disana.
Donghae
langsung naik menuju lantai atas menemui Jessica. Di dapatkannya Jessica sedang
tertidur lelap di sofa. Tapi, di lantai masih berantakan. Terlihat benar
seperti nya ia sedang menyusun karangan bunga.
“Sica… Bangun Sica, ini aku, Donghae”. Kata Donghae
pelan sambil mengusap rambut Sica dan membisikkan di kuping Jessica. Tak lama
kemudian, Sica pun langsung terbangun dar tidur lelapnya.
“Oppa? Kau baru datang? Ah.. aku capek dan ngantuk
sekali, makanya aku tertidur disini. Padahal besok ada 2 pesanan karangan bunga
untuk pernikahan.. huuh..”. Jawab Sica sambil mengucek-ngucek matanya dan
sedikit menguap karena ia masih mengantuk.
“Iya aku tadi baru datang. Mianhe sudah bangunin kamu kayak gini. Abisnya pekerjaan mu kan
belum selesai. Mau aku bantu agar cepat selesai dan kamu bisa beristirahat?”.
Tanya Donghae sambil menawarkan bantuan kepada Sica.
“Ya boleh-boleh saja kok, asal tidak membuat Oppa
kerepotan”. Jawab Sica sambil tersenyum bahagia.
Hari
ini Jessica sangat senang, karena tidak seperti biasanya, pekerjaan ia sekarang
dibantu oleh Oppa kesayangannya. Di sela-sela menyusun karangan bunga, Sica
terus memandangi Donghae yang terlihat begitu tampan ketika sedang bekerja.
“Sica, apakah lelaki yang bernama Minho itu sepupu
mu?”. Tanya Donghae di sela-sela keheningan. Ia heran mengapa Sica tdk menjawab
pertanyaannya. Lalu ketika ia melihat Sica, Jessica tertangkap basah sedang
memandangi Donghae.
“Haloo.. heiii.. Sicaa.. apakah kamu dengar apa tadi
yang ku katakan?”. Kata Donghae sambil melambaikan tangan di muka Sica. Tak
berapa lama kemudian, ia mulai tersadar dari lamunannya.
“Ehh.. iya Oppa. Minho memang benar sepupu ku. Memang
nya kenapa?”. Jawab Sica sambil tertunduk malu.
“Kok dia tidak sopan sekali ya dengan ku? Dia sama
sekali tidak mempunyai etika dan sangat sombong sekali. Dia namja yang sangat
menyebalkan”. Kata Donghae sambil menahan kesal, karena ia tidak enak dengan
Sica.
“Jinjja?
Apakah Minho seperti itu Oppa? Maafkan Minho Oppa, nanti akan ku beritahu dia.
Dia memang namja yang sangat agresif. Jika ada namja lain yang mendekatinya
atau mengajak nya ngobrol meskipun ia enggak kenal, dia pasti akan bertingkah
sombong, sinis dan jutek. Maaf ya Oppa.. nanti akan ku suruh Minho minta maaf
pada Oppa”. Jawab Sica sambil memandang wajah Donghae dengan penuh rasa
bersalah.
“Iya sudah ku maafkan, aku tidak butuh dia minta maaf
padaku. Yang ku mau, Minho harus bersikap sopan kepada siapa pun. Meskipun
umurnya lebih muda ataupun lebih tua dari dia. Sudah lupakan hal itu, kita
lanjutkan pekerjaan ini agar cepat selesai. Aku juga sudah lelah seharian
mengirim pesanan bunga”. Kata Donghae sambil melanjutkan pekerjaannya. Sica pun
mengangguk pelan.
Petals
Florist pun mulai sepi. Sedikit demi sedikit pengunjung mulai berkurang karena
hari sudah petang dan Petals Florist juga ingin menutup toko nya. Yuri yang
sedang duduk di meja tamu sambil meminum ocha, memandangi Minho diluar toko. Lalu
beberapa saat kemudian Minho memasuki florist itu.
“Yuri Noona, kau sedang apa? Toko bunga ini sudah mau
tutup ya? Sepi sekali”. Celetuk Minho sambil menarik kursi dan duduk di samping
Yuri.
“Ini, aku sedang mendata pelanggan-pelanggan yang
memesan bunga. Data nya sedikit berantakan, jadi harus aku rapikan. Kau mau
minum teh ini? Selagi masih hangat. Cuaca nya sangat tidak mendukung sekali”.
Jawab Yuri sambil tetap fokus pada laptop di depannya dan melanjutkan ketikkannya.
“Tidak, terima kasih tadi aku sudah minum teh.
Ngomong-ngomong Sica Noona dimana ya? Aku tidak melihat nya dari tadi”. Tanya
Minho kepada Yuri sambil membaca brosur yang tadi ia bagikan.
“Kau tidak tau? Dia kan dari tadi di atas sama Donghae
Oppa lagi kerjain karangan bunga buat besok. Kau ingin mencoba melihat cara
membuat nya?”. Kata Yuri.
“Engga ah Noon. Aku lelah, aku disini aja deh. Gapapa
kan Noon? Aku tidak ganggu Noona kan?”. Tanya Minho sambil menengok ke wajah
Yuri.
“Gwaenchana kamu
ga ganggu kok. Justru aku malah seneng karena ada temen disini jadi aku gak
sendirian deh”. Jawab Yuri dengan sangat senang dan tersenyum lebar ke Minho.
Akhirnya
Minho tetap bersama Yuri di lantai bawah. Sesekali Minho membantu Yuri dalam
pendataan para pelanggan Petals Florist. Beberapa lama kemudian, Sica dan
Donghae turun dari lantai atas sambil membawa 5 karangan bunga yang baru saja
mereka rangkai bersama-sama.
“Ya!!! Sica Eonnie! Mengapa kau bersama dengan lelaki
itu? Kau kenal dengan lelaki itu?!”. Celetuk Minho tiba-tiba yang membuat Sica,
Yuri dan Donghae kaget.
“Yaaaa!!! Minho-ssi!!! Bisakah kau bicara dengan pelan
tanpa membentak?! Aku masih bisa mendengar suara mu. Ya, aku kenal dengan
lelaki ini. Dia pacar ku tau! Jadi kamu tidak bisa membentak dia!
Mengerti??!!”. Jawab Sica dengan nada tinggi sambil sedikit melotot, yang
membuat Minho menundukkan kepala dan terdiam.
“Sica, Minho udah kalian berdua jangan berantem lagi
ya.. hal spele kayak gitu kan bisa di omongin baik-baik sama Donghae Oppa.
Ok?”. Kata Yuri dengan tiba-tiba.
“Yuri-a, kau tak usah ikut campur. Minho, ayo cepat
kau pulang denganku!”. Jawab Sica dengan membentak.
Akhirnya
semua pulang dari Petals Florist dan Petal Florist pun di tutup dan akan di
buka keesokan hari nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar