Rabu, 23 Januari 2013

A TRUE LOVE FF (CHAPTER 6,7)


CHAPTER 6

          Jam digital kamar Donghae menunjukkan pukul 03.00 pagi KST. Ponsel Minho berdering pertanda ada sebuah sms. Ternyata itu adalah sms dari Park Jiyeon, seorang yeoja yang tadi siang bertemu nya di pesta pertunangan Jessica-Donghae. Ia langsung menuju teras atas sambil membawa ponsel nya dan membaca isi sms tersebut.
Ø  Hei Choi Minho? Good morning. Semoga hari mu menyenangkan. Apa nanti sore kau ada free time? JIYEON.
ü  Good morning too Jiyeon. Ya mungkin aku ada waktu luang, untuk apa?
Ø  Tidak, aku hanya ingin bertemu denganmu sudah lama sekali. Jam 6 sore nanti bisa bertemu di Myeongdong?
ü  Nanti ku kabari kau lagi, aku takut ketahuan Yuri Nuna. Btw jam segini kau belum tidur?
Ø  Yuri Eonnie? Yeojachingu mu itu? dia masih kalah cantik dengan ku. Hahaha. Iya aku tidak bisa tidur nih. Maaf ne aku telah menganggumu
ü  Aniyo, gwenchana kau tidak mengangguku. Yasudah aku tidur dulu ya Ji? Aku ngantuk. Sampe bertemu nanti sore, annyeong J
Ø  Oke, Oppa J annyeong too.. aku sudah tidak sabar nanti hehehe ^____^
Setelah usai membalas sms Jiyeon, Minho kembali ke kamar Donghae untuk tidur. Untung saja, Donghae tidak bangun dan tidak ada yang mencurigai nya.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Sengaja ia bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan Yuri. Ia membuat sandwich tuna beserta segelas susu cokelat hangat kesukaan Yuri.
Annyeong sayang… ini aku buatkan sarapan untuk mu”. Minho langsung menyamperi Yuri lalu mengecup kening Yuri, sambil memberi nya sarapan.
Annyeong juga. Makasih ya”. Jawab Yuri dengan sedikit senyum lalu memakan sarapan nya.
“Masakanku enak gak Nun?”. Tanya Minho sambil senyum menatap muka Yuri.
“Enak kok”. Jawab Yuri sambil memberi jempol untuk Minho dan tersenyum.
“Oh iya. Nanti aku jam 6 sore ada reuni SMA ku di Myeongdong”. Kata Minho. Ia lupa dengan janji nya Jiyeon.
“Reuni? Aku boleh ikut?”. Jawab Yuri sambil tersenyum.
“Umm.. sep.seppertinyaa.. kkauu is..isti..rahat..ya kau istirahat aja di rumah. Kamu kan baru sembuh, Nuna”. Jawab Minho dengan sedikit gugup.
Wae? Kau menjawab dengan gugup? Ok kalo itu mau mu. Aku gak apa-apa kok di rumah, sekalian bantuin Sica aja beres2 rumah”. Jawab Yuri dengan senang lalu tersenyum.
            Minho merasa lega dengan jawaban Yuri yang seperti itu. tak  terbesit di benak Yuri, kalo sebenarnya ia ingin bertemu dengan Jiyeon, mantan kekasih Minho dulu saat di SMA.
            Jam sudah menunjukkan pukul 17.30 KST. Minho segera bersiap-siap agar tidak terlambat, lalu pergi ke Myeongdong menggunakan mobil BMW nya.
“Nuna… aku pergi dulu ne? tidak lama kok. Tolong pamitkan aku dengan Hyung dan Sica Noona ya”. Kata Minho tergesa-gesa sambil mencium kening Yuri.
Ne Minho, sepertinya kau terburu-buru sekali. Apa itu yang kau bawa?”. Tanya Yuri dengan penasaran.
“Iya Nun, aku hampir terlambat. Sebentar lagi jam 6 sore nih. Ini aku photo album saat aku di SMA. Aku mau liatin ke temen-temen yang lain, Nun”. Jawab Minho sambil membuka photo album itu untuk me-yakinkan Yuri.
“Oke deh, hati-hati di jalan ya, honey?”. Kata Yuri sambil memeluk erat Minho.
“Ya sayang. Aku pergi dulu ya? Annyeong”. Jawab Minho sambil membalas pelukan Yuri. Ia langsung segera berangkat ke Myeongdong.
            Di tengah perjalanan, sebenarnya Minho merasa kasihan dan merasa bersalah dengan Yuri, karena secara logika Yuri lebih tua 2 tahun dari nya, dan di samping itu Yuri juga seorang yeojachingu nya. Cepat-cepat Minho menghilangkan pikiran di dalam benaknya itu.
            Jalanan dari Busan menuju Myeongdong agak tersendat dikit, karena di sepanjang pinggir jalan Busan, sedang di adakan festival barang bekas.
Yeobbosaeyo… Jiyeon-ssi?”. Kata Minho dalam telpon.
Yeobbosaeyo.. Ne, Jiyeon imnida. Minho Oppa? Kau dimana? Aku sudah sampai di Myeongdong”. Jawab Jiyeon dengan suara agak keras, karena di Myeongdong sangat ramai.
“Sabar sebentar Ji. Aku terjebak macet di Busan. Bentar lagi aku sampe, disini lagi ada festival. Makanya aku macet”. Kata Minho sambil membunyikan klakson agar tidak menghalangi jalanan mobil.
“Ok, cepat ya? Aku tunggu kau di Abgujong Restaurant. Annyeong”. Belum sempat menjawab, Jiyeon langsung mematikan ponsel nya.
            Syukur sekali, karena hujan, jadi festival barang bekas itu pun di tutup sementara dan jalan sudah mulai lancar karena di atur oleh polisi lalu lintas juga. Minho langsung menyetir ngebut BMW nya, hingga akhirnya ia sampai juga di Myeongdong.
            Petang ini Myeongdong sangat ramai turis asing. Ada dari USA, UK, China, Jepang, bahkan ada juga beberapa turis dari Indonesia. Dan sisa nya lagi orang-orang asli korea. Mungkin kalo di lihat dari helikopter, Myeongdong bisa seperti lautan manusia. Ia langsung menuju Abgujong Restaurant, restoran khusus untuk makanan Korea.
Annyeong, Jiyeon. Kau sudah lama menunggu ya?”. Tanya Minho pada seorang wanita yang sedang duduk di pojok sofa Abgujong, sambil minum susu hangat.
Annyeong, Minho Oppa? Akhirnya kau datang juga. Tidak apa-apa kok Oppa hehe. Oppa ingin pesan apa? Sini biar Jiyeon yang pesenin”. Jawab Jiyeon dengan suara manis nya.
“Umm.. apa ya? Malam ini aku makan malam bersama Yyul Nuna. Jadi, aku mau minum coffee latte aja deh”. Jawab Minho sambil melihat menu makanan.
“Ok, tunggu sini ya Oppa? Aku pesankan dulu”. Kata Jiyeon tersenyum sambil berjalan menuju kasir.
            Abgujong Restaurant termasuk salah satu restoran khusus makanan Korea yang tertua dan terbesar di Seoul. Restoran ini sudah didirikan dari tahun 1995, dan kini restoran ini selalu ramai pengunjung, dari dalam maupun luar negeri.
            Minho menunggu Jiyeon yang sedang memesankan minumannya. Diam-diam, Minho segera mengaktifkan profil silent pada iPhone nya, agar tidak ketahuan jika ada yang menelpon/sms. Beberapa saat kemudian Jiyeon kembali ke tempat duduk nya.
“Sudah Oppa. Sudah ku pesankan kok, tunggu 5 menitan ya Oppa?”. Kata Jiyeon sambil tersenyum.
“Oke, oke. Makasih banyak loh Ji, jadi merepotkan”. Jawab Minho dengan senyuman pula.
“Engga kok Oppa, gwenchana. Omong-omong Oppa kesini sendiri?”. Tanya Jiyeon sambil meminum hot milk nya.
“Iya, aku sendiri. Yyul Nuna dan lainnya gak ikut ada di rumah”. Jawab Minho.
“Kenapa Oppa gak ajak Yyul Eonnie aja? Biar Jiyeon bisa ngobrol”. Kata Jiyeon dengan muka aegyo nya.
“Engg…anii..aniyyoo…tii…tiddd..tidak usah, nanti malah menganggu kita ngobrol. Rumah mu sekarang dimana?”. Jawab Minho dengan sedikit gugup.
“Rumah ku di Busan, Oppa. Di dekat museum tanpa dinding”. Kata Jiyeon.
“Busan???? Wah kebetulan, rumah ku juga di Busan tuh dekat penginapan. Kapan-kapan aku boleh main ke rumah mu?”. Tanya Minho dengan penasaran.
“Boleh banget Oppa!!! Dengan senang hati. Hehehe”. Jawab Jiyeon dengan girang.
            5 menit kemudian, coffee latte pesanan Minho sudah siap saji. Ia bersulang dengan Jiyeon lalu meminum coffee latte yang hangat itu. sebenarnya, perasaan Minho sekarang benar-benar sangat gelisah dan gundah sekali. Ia takut, perbuatan nya ini diketahui Yuri atau Jessica maupun Donghae. Bisa habis dia, bisa saja dia di usir dari rumah Jessica. Ia segera membuang jauh-jauh pikiran aneh itu.
“Yuk Oppa kita minum”. Kata Jiyeon sambil bersulang dengan Minho.
“Abis ini kau mau kemana?”. Tanya Minho.
“Umm… pulang aja mau Oppa? Aku agak gak enak badan”. Jawab Jiyeon dengan wajah lemas.
“Kau sakit? Ya udah nanti biar ku antar pulang ke rumah mu, berhubung kita searah”. Kata Minho sambil memegang kening dan tangan Jiyeon.
“Tidak usah deh Oppa, aku minta jemput Appa ku saja. Kebetulan dia juga ada di rumah”. Jawab Jiyeon.
“Appa mu pasti lelah abis pulang kantor ya? Sudah, biar aku saja yang antar ya?”. Kata Minho sambil tersenyum dan mengelus rambut Jiyeon.
            Mereka menghabiskan minuman mereka dan segera pulang. Di perjalanan, Jiyeon tertidur sangat pulas, mungkin ia lelah dan ia juga tidak juga enak badan, pikir Minho. Minho tidak berani membangunkan Jiyeon, karena ia merasa kasihan dengannya.
            Merasa bosan di dalam mobil, Minho menyetel radio dan mendengarkan lagu “7989 – Kangta ft. Taeyeon”. Penyanyi terkenal di bawah naungan SM Entertaiment itu. Sesekali Minho juga ikut bernyanyi walaupun kurang hapal.
            Sudah sampai di rumah Jiyeon, Minho pun membangunkan Jiyeon. Aduhai, alangkah cantiknya wanita manis ini, pikir Minho. Ingin berlama-lama, ia mengelus rambut Jiyeon dan mencium keningnya. Tersadar, Jiyeon pun terbangun.
“Eungghh…. Kita sudah sampai Oppa?”. Kata Jiyeon sambil terbangun kaget.
“Eeehh.. maa..maaafff Jiii.. iyyaaa kkiiitt… kiittaa sudah sampai, ayo turun”. Jawab Minho gugup sambil menundukkan kepala nya.
“Makasih banyak ya Oppa, lain kali bisa bertemu lagi. Annyeong”. Kata Jiyeon sambil mencium pipi Minho lalu keluar mobil nya dan masuk ke dalam rumah.
           
            Minho segera pulang ke rumah nya. Ternyata semua isi rumah telah tertidur pulas, padahal ini belum larut malam. Minho bersih-bersih lalu segera mengganti pakaiannya. Dan ia langsung menuju teras atas lagi.
            Tak lupa ponsel nya juga selalu ia bawa kemana-mana. Benar saja dugaan Minho, 5 menit kemudian Jiyeon mengirimkan sebuah sms lagi kepada Minho.
Ø  Hai Oppa. Terima kasih kau telah mengantar ku pulang. Lain kali kita bertemu lagi ya hehe ^___^
ü  Ne Jiyeon sama-sama. Ya boleh kapan-kapan kita bertemu lagi. Kau belum istirahat?
Ø  Belum Oppa. Aku masih ingin bersantai dulu sebelum tidur. Yyul Eonnie sudah tidur?
ü  Sudah kok. Kenapa?
Ø  Aku takut Yyul Eon mengetahui ini semua dan ia tambah membenciku. Maafkan aku Oppa telah menganggu hubungan mu dengan Yyul Eon.
ü  Aniyo, selama kita gak kepergok, apa salah nya? Hehehe yasudah, aku tidur ya Ji? Good night, have a nice dream
Ø  Ok Oppa.. gnite too and have a nice dream too ^__^
Minho segera menyudahi sms-an nya dengan Jiyeon. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki dari bawah yang menuju ke teras. Minho pun berpura-pura sedang memandangi bintang-bintang dan bulan di langit.
“Minho? Sedang apa disini? Kau sudah pulang?”. Tanya Yuri sambil menghampiri Minho.
“Hai Nuna. Iya baru saja pulang, ini biasa aku lagi ngeliatin bintang-bintang cantik kayak Nuna”. Jawab Minho sambil mencolek dagu Yuri dan memeluknya.
“Hahaha kau ini tak usah gombal. Ohiya, boleh ku pinjam ponsel mu sebentar? Aku ingin sms Oppa ku dulu. Kasihan, sudah lama aku gak ketemu. Kebetulan pulsa ku sedang kosong. Bolehkah?”. Tanya Yuri pada Minho. Minho sejenak berpikir lama, karena ia takut sms nya dengan Jiyeon terbaca oleh Yuri.
“Bboo..boolle..boleeehh..kook Nuna. Nih ponsel ku”. Jawab Minho sedikit gugup sambil memberikan ponsel nya.
“Asyikkk!!! Sebentar yaa aku sms Oppa ku dulu”. Kata Yuri sambil kegirangan.
            Yuri segera sms Oppa nya yang di Incheon. Setelah selesai sms, tak sengaja Yuri memencet ikon kotak masuk di menu messages. Dan disana ia membaca pesan dari Jiyeon. Kata-kata dan bahasa Jiyeon adalah bahasa manja, seakan-akan Minho ialah namjachingu nya. Mengetahui hal itu, Yuri emosi berat dan akhirnya meninggalkan Minho.
“Nih. Terima kasih”. Kata Yuri dengan cetus sambil memberi ponsel kembali ke Minho.
“Loh? Nuna kau kenapa? Kok marah gitu?”. Jawab Minho sambil menghampiri Yuri.
“Tak apa. Aku ngantuk, sudah ya besok saja”. Jawab Yuri sambil membuang muka dengan nada judes dan jutek.
            Minho langsung merasa bersalah. Ia merenung, mengakui semua kesalahannya. Ia takut Yyul akan marah besar sehingga hubungan mereka tak se-mesra dan se-romantis dulu. Ia pusing, dan segera masuk ke dalam rumah untuk tidur malam




















CHAPTER 7

          Pagi hari telah tiba. Kali ini Minho bangun sangat pagi sekali, dan terlihat sangat terburu-buru. Sepertinya ia ingin pergi berbelanja ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan di rumah yang telah habis.
“Minho!!! Kau ke supermarket sekarang ya? Banyak kebutuhan yang hampir habis. Ini lists dan ini uang nya. Jangan sampai melebihi apa yang ku kasih ya!”. Kata Jessica sambil memberi selembar kertas notes yang berisi lists keperluan yang di butuhkan.
“Oke Nuna. Yyul Nuna mana?”. Jawab Minho.
“Tuh dia disana”. Jawab Jessica sambil menuju ke arah dapur. Minho segera menghampiri Yuri yang sedang memasak omelet.
“Sayang, aku ke supermarket dulu ya? Sica Nuna menyuruhku membeli ini”. Kata Minho sambil memeluk Yuri dan mencium kening Yuri. Yuri hanya tersenyum paksa dan mengangguk.
            Minho segera berangkat dengan berjalan kaki. Ia melewati rumah Jiyeon, dan tanpa sengaja saat Minho melewati depan rumah Jiyeon, ia juga keluar gerbang rumah nya. Dan mereka bertemu lagi.
“Pagi Oppa. Kau mau kemana?”. Tanya Jiyeon dengan ramah kepada Minho.
“Pagi, Ji. Aku mau ke supermarket. Kau?”. Jawab Minho sambil tersenyum.
“Sama dong Oppa. Kita jalan bareng yuk?!”. Kata Jiyeon sambil menggandeng tangan Minho.
            Mereka langsung jalan ke supermarket berdua. Ternyata, dari teras atas Yuri mengintip itu semua dan ia segera mengadu pada Jessica dan Donghae. Ia sudah sangat kesal dengan perbuatan Minho, ia merasa ia di duakan atau di tusuk dari belakang.
“Jessica, Donghae Oppa kemana? Aku ingin ngomong sama kalian berdua”. Kata Yyul berlari dari tangga dengan sangat emosinya.
“Dia di luar. Eh, ada apa dengan kau?”. Tanya Jessica khawatir.
“Ayo Sica. Kita bicarain di luar aja sama Donghae Oppa”. Kata Yuri sambil menggandeng tangan Sica keluar.
“Oppa, aku ingin ngomong ke kalian masalah si Minho sama mantan kekasihnya si Jiyeon”. Kata Yuri sambil emosi.
“Ada masalah apa kau dengannya?”. Jawab Donghae dengan serius.
“Jadi begini Jessica dan Hae Oppa. Semenjak pertemuannya dengan Park Jiyeon, mantan kekasih Minho pada saat SMA dulu, Minho berubah. Dia lebih banyak keluar rumah daripada menghabiskan waktu bersama kita. Kemarin malam, aku minjem ponsel nya untuk sms Oppa ku. Gak sengaja, inbox nya ku buka. Di situ aku lihat sms dari Jiyeon. Jiyeon itu cewe genit dan manja. Dia bener-bener gak tau diri, kalo aku tuh siapa nya Minho.  Minho juga, dia namja genit yang gak tau malu. Aku benci sama mereka. Dan tadi, baru saja Minho pamit mau ke supermarket, taunya ku intip dari teras atas dia malah pergi nya bareng si Jiyeon sambil pegangan tangan. Gimana aku gak shock?”. Kata Yuri sambil menangis.
Jeongmal? Apakah Minho berbuat seperti itu? sudah sabar dulu Yyul. Kita selidikin sama-sama masalah ini ya?”. Jawab Donghae dengan prihatin.
“Kamu sabar ya Yyul. Kita berdua sayang sama kamu, kita bakal bantu kamu kok. Sekarang gini deh, gimana kalo kita susul Minho ke supermarket? Untuk buktiin dia bener pergi bareng Jiyeon atau enggak. Mau gak?”. Kata Jessica memberi ide sambil memeluk Yuri.
“Ya sayang! Aku setuju. Ayo kita berangkat sekarang. Keburu dia pulang, kalo sampe disana kita jangan sampe ketauan siapa-siapa oke? Let’s go!”. Kata Donghae sambil berlari mengambil kunci mobil dan segera berangkat ke Hanok Supermarket.
            Di tengah perjalanan, Yuri benar-benar menahan emosi nya yang tertahan sehingga ia menangis. Jessica langsung menenangkan nya. Untungnya hari ini jalanan ke Hanok memang cukup lancar, tidak seperti biasanya. Hanya 10 menit perjalanan saja mereka langsung sampai. Setelah sampai, mereka lalu segera masuk ke dalam supermarket lalu diam-diam mencari keberadaan Minho dan Jiyeon disana.
“Kita harus mengendap-endap supaya kita gak ketauan sama Minho. Kita akan menguak kebenaran ini. Oke? Sekarang kita pisah jalur ya. Sayang, kamu ke lorong perlengkapan mandi, Yuri kamu ke lorong snack dan aku, aku akan stay di sini menunggu nya. Oke? Ayo kita laksanakan”. Kata Donghae sambil memberikan tos pada Jessica dan Yuri.
            Mereka langsung pergi ke tempat masing-masing yang telah di beritahu Donghae. Setelah menunggu lama, Minho dan Jiyeon tidak ada juga disana. Mungkin mereka belum sampai, karena mereka jalan kaki. Setelah beberapa lama kemudian, Donghae menelpon Jessica dan Yyul untuk kembali ke tempat tadi bertemu, karena ia telah melihat Minho dan Jiyeon sedang membeli buah-buahan, minuman segar dan beberapa French Fries yang sudah siap untuk di goreng.
            Jessica dan Yyul segera kembali ke tempat tadi. Mereka bertiga sekarang melihat perbuatan yang di lakukan oleh keduanya. Mereka berdua terlihat sangat mesra seperti layaknya seorang kekasih yang baru melakukan honey moon. Mereka berpegangan tangan, sering juga Minho merangkul Jiyeon dan mengecup kening nya.
“Aku sangat benci Minho. Sangat benci aku sudah tidak bisa menahan emosi ini. Aku harus benar-benar melabrak mereka”. Kata Yuri sambil sangat marah dan sedikit menangis.
“Sebentar, sayang. Tahan dulu, jangan emosi dulu. Lebih baik kita rekam aktivitas mereka, lalu kita bicarakan semua nya di rumah dengan cool mind”. Jawab Jessica sambil memegang tangan Yuri.
“Yyul udah ga bisa kayak gini terus, Sica dan Hae Oppa. Kalo di biarkan terus, malah makin menjadi-jadi nantinya”. Kata Yuri dengan geram nya.
“Tolong sekali tahan dulu emosi mu Yyul. Emosi gak akan bisa menyelesaikan semua masalah yang ada. Kau paham? Bersabar sebentar saja. Ok?”. Kata Donghae.
            Melihat hal ini, Yuri betul-betul sangat meledak-ledak emosi yang ada. Tanpa pikir panjang akhirnya ia menyampari si Minho dan Jiyeon lalu mulai melabrak nya. Sampai-sampai sebagian pengunjung supermarket saat itu menyaksikan kejadian itu.
“Minho-ssi!!!!”. Teriak Yuri dari kejauhan sambil berjalan dengan cepat.
“Nuna???!!!!”. Jawab Minho sambil melepaskan genggaman tangan dari Jiyeon.
“Oppa??? Kenapa dia ada disini? Kata mu Yyul Eon gak akan ada disini”. Kata Jiyeon dengan sedikit ketakutan.
“Oh… bagus banget ya kamu Minho! Bilang mau ke supermarket, buru-buru pantesan aja. Kamu janjian kan sama yeoja genit itu?! kamu bilang katanya gak akan lagi deketin dia. Dasar kamu cowok buaya! Kau pembohong telah menghianati ku”. Kata Yuri sambil marah.
“Bbeenntaarr.. Nunn.. Nunnaa.. aku jelaskan dulu. Apa yang kau katakana tadi salah Nun. Sekarang kita pulang aja, biar di bicarain di rumah ok? Gak enak disini banyak orang yang liatin kita”. Jawab Minho sambil memegang tangan Yuri.
“Sudah lepaskan tanganku! Jangan lagi kau menyentuhku Choi Minho-ssi!!! Biarkan semua orang tau masalah ini! Dan untukmu yeoja genit! Kau tidak pernah sadar ya kalo Minho sudah punya yeojachingu yang sebentar lagi ingin tunangan???!!!! Kau tidak punya perasaan??!!! Hah?!!!!!!!!!!!!!”. Kata Yuri sambil menyamperi Jiyeon dan melotot padanya. Jiyeon segera menunduk karena ketakutan.
“Tidd..tiddaa…tidaaakk Eonnie. Aku akan menjelaskan ini semua, maafkan aku”. Jawab Jiyeon dengan gugup.
“Hanya maaf saja yang bisa kau katakan?!!!! Kau pikir hanya 4 kata saja bisa membalas semua kesalahnku pada mu? Kalian itu umurnya masih di bawah aku, kalian udah kurangajar ya sama aku!”. Jawab Yuri dengan nada tinggi sambil menangis. Tak lama kemudian Jessica dan Donghae pun datang ke tempat dimana mereka bertengkar.
“Yyul.. tenang-tenang. Jangan emosi dulu, gak enak ini tempat umum. Kan tadi aku udah bilang, semua nya kita bicarain di rumah berempat dengan tenang jangan kayak gini”. Kata Jessica sambil memeluk Yuri. Akhirnya Jessica membawa Yuri ke tempat yang agak jauh dari sana.
“Hei Minho!!!! Mengapa kau berbuat seperti itu? kau gak tau ya gimana perasaan seorang perempuan yang di giniin sama kamu. Kamu pikir enak jadi Yuri? Dia kasian. Dia juga sakit juga gara-gara kamu Minho-ssi. Aku sebagai calon kakak ipar mu, aku sangat kecewa dengan apa yang kamu buat sekarang. Aku mohon, sekarang juga kamu tinggalkan yeoja itu dan segera minta maaf dengan tulus pada Yuri dan berjanji tidak akan mengulangi ini. Kau harus jadi cowok yang gentlemen! Sana cepat minta maaf sama dia di hadapan orang-orang yang negliat kita semua”. kata Donghae menasihati, Minho segera berlari kea rah Yuri yang sangat menangis tersedu-sedu(?).
“Nuna. Kali ini aku benar-benar minta maaf dengan mu. Aku berjanji gak akan ngulangin ini semua. aku sadar memang ini semua kesalahanku dan aku minta maaf sama Nuna dengan setulus hati, tanpa permintaan dari Hae Hyung. Kali ini aku benar-benar berjanji Nuna. Kau harus percaya pada ku”. Kata Minho sambil memegang tangan Yuri dan terlihat mata nya berkaca-kaca.
“Tidak. Aku tidak akan pernah percaya sama kamu sedikit pun. Kamu udah ngelakuin hal ini 3x, kedua kali aku masih bisa maafin. Sekarang bener-bener aku gak bisa maafin kamu”. Jawab Yuri dengan tegas dan akhirnya ia berlari menuju pintu supermarket. Donghae, Minho, Jessica dan Jiyeon semua ikut berlari menyusul dia.
“Yuri Nunaaa!!!!!! Tunggu aku. Biar ku jelaskan ini semua”. kata Minho sambil mengejar Yuri dan menahan tangannya.
“Lepas kan tanganku!!!! Tadi aku sudah bilang, maaf aku gak akan bisa maafin kamu lagi”. Jawab Yuri sambil berlari dan menyetop taksi, lalu menaiki nya.
“Yuri!!!!! Tunggu Yuri!!! Kau mau kemana”. Teriak Jessica dan Donghae.
“Heh! Kamu itu jadi sepupu kok gak bener banget sih. Sekarang kita gak bisa ngejar Yuri! Pokoknya kalo ada apa-apa sama Yuri. Kamu harus tanggung jawab. Untuk saat ini dan HaeOppa tidak bisa maafkan kamu”. Kata Jessica dengan nada tinggi, emosi lalu masuk ke mobil dan pulang ke rumah meninggalkan Minho.
“Oppa. Lalu bagaimana dengan ku?”. Tanya Jiyeon dengan muka memelas.
“Ah!!!!!! Sudahlah pergi sana!!!! Kau hanya bisa menjadi perusak hubungan orang”. Jawab Minho sambil meninggalkan Jiyeon lalu masuk ke dalam taksi dan pergi.
“Opppaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!!! Tungguuuuuuu!!!!!”. Jawab Jiyeon sambil teriak.
            Semua keadaan sangat hancur sekarang. Mereka semua gak tau kemana Yuri akan pergi. Dan hari ini, Minho juga tidak pulang ke rumah Jessica. Ia akan tinggal sementara di penginapan pada saat pertama kali ia datang ke Busan, ia ingin menenangkan diri nya sejenak.
            Lain hal nya dengan Yuri, ia tidak jelas ingin pergi kemana. Yang jelas, ia ingin meninggalkan kota Busan untuk menjauh dari Minho. Teringat akan temannya yang tinggal di Incheon, Tiffany Hwang, ia langsung menelpon nya dan menuju rumah Ppany untuk tinggal sebentar disana.
Yeobbosaeyo….”. kata Ppany dalam telepon.
Yeobbosaeyoo… Ppany-ssi. Ini aku Yuri, kau masih ingat dengan ku?”. Jawab Yuri dalam telepon sambil menahan tangis.
“Yuri??? Yuri yang waktu itu teman SMA ku di Hanyoung High School? atau yang mana? Maaf aku agak lupa, hehe”. Tanya Tiffany dengan nada bingung.
“Ya, aku teman mu dulu. Sekarang kau masih menjadi chef, apa kabar dengan mu?”. Jawab Yuri.
“Yuri-yaaaaa. Aku baik-baik saja, ih aku kangen banget sama kamu. Ya aku masih jadi chef, sekarang pekerjaan mu apa? Ada apa nih ngomong-ngomong tumben telpon aku hehee”. Kata Tiffany dengan nada gembira.
“Aku jadi seorang pramuniaga di sebuah Florist. Um.. rumah mu masih di Incheon kan? Kalo kamu mau, boleh gak sekarang aku main ke rumah mu? Aku sedang dalam perjalanan”. Jawab Yuri dengan berusaha menutupi kesedihannya.
“Ya aku masih di Incheon. Boleeeeh bangeeet aku tunggu yaaaa. Ngomong-ngomong ada apa dengan mu? Kau habis nangis?”. Tanya Tiffany yang tiba-tiba nada suara nya berubah menjadi sedikit khawatir.
“Hahaa.. tidak, nanti aku akan jelas kan semua nya. Annyeong”. Jawab Yuri lalu mematikan ponsel nya.
            Perjalanan ke Incehon hari ini memakan waktu 1 ½ jam, karena lancar. Biasanya bisa di tempuh dengan waktu 2-3 jam menggunakan kendaraan darat. Sampailah Yuri di kota Incheon, lalu ia sms Tiffany untuk meminta alamat rumahnya.  Tiba-tiba Jessica mengirmkan pesan kepada Yuri.
Ø Yuri-yya………. Kau ada dimana? Pulanglah secepatnya. Kami semua khawatir dengan mu. Minho sudah aku dan Hae Ppa atasi kok.
ü Tidak usah khawatirkan ku Sica, pada saatnya nanti aku akan pulang ke rumah. Miss you Sica.
Yuri membalas sms dengan menitikkan sedikit air mata nya. Tiba-tiba ia telah sampai di depan rumah Tiffany. Dengan hati sangat hancur, ia mengetuk pintu rumah Tiffany dan kebetulan Tiffany yang langsung membukakan pintu nya.
“Yuriiiii………. Ayo masuk yuk!!! Aku kangen sekali dengan mu”. Kata Tiffany sambil membuka pintu lalu memeluk Yuri dan masuk ke dalam rumah nya.
“Ppany.. aku juga kangen banget sama kamu, udah lama banget ya kita gak ketemu. Rumah mu juga sepertinya agak lebih besar ya?”. Tanya Yuri sambil melihat ke tiap sisi rumah Ppany.
“Ah kau ini bisa aja. Cuma di renovasi sedikit aja kok Yyul. Btw, kamu mau minum atau makan apa Yyul? Tunggu ku buatkan dulu ya”. Jawab Tiffany lalu meninggalkan Yuri ke dapur.
“Eh, gausah Ppany gak papa kok aku gak lapar Cuma sedikit haus aja hehe. Maaf banget loh udah ngerepotin”. Kata Yyul. Tiffany mengangguk.
            Sambil menunggu Ppany, Yuri melihat-lihat foto-foto yang terpampang di dinding ruang tamu rumah Ppany. Disana ada foto Tiffany dan Jessica, ada juga yang foto dengannya, foto dengan keluarga nya. Tetapi, ada satu foto yang membuat Yuri agak shock. Yaitu foto Minho bersama Tiffany dan eomma nya. Ia segera duduk kembali menyegarkan pikirannya, dan Ppany juga datang dari dapur membawa secangkir coklat panas untuk Yuri.
“Nih Yyul minum dulu. Masih suka hot chocolate kan?”. Tanya Ppany sambil memberi cangkir cokelat panas.
“Kamu masih inget aja Ppany, makasih banyak loh ya”. Jawab Yuri sambil meminum susu cokelat nya dan Tiffany juga meminumnya.
“Ohiya Yyul, katanya kamu mau cerita sama aku, ada apa?”. Tanya Ppany di tengah acara minum bersama nya.
“Oh iya. Jadi gini, aku punya pacar namanya Minho. Dia itu bener-bener pengkhianat banget Ppany. Aku udah ga percaya lagi sama cowok manapun. Kejadian tadi siang, aku lagi ke supermarket bareng sama temen. Trus, aku liat dia sama yeoja lain lagi pelukan, gandengan tangan, nyium kening nya. Mesra banget, aku gak bisa liat situasi kayak gitu akhirnya aku bertindak dan aku kabur pergi ke sini”. Cerita Yuri sambil menangis, Ppany pun menenangkannya.
“Tenang ya. Udah kamu gak usah sedih lagi, untuk sementara tinggal aja dulu disini ya. Lagipula rumah ku juga kosong kok. Oh iya, Minho? Maksud mu Choi Minho yang ini?”. Tanya Ppany sambil mengambil foto di dinding rumah nya.
“Iyaaa!!! Iya itu dia… dia itu pacar ku. Kau kenal dengan nya? Kenapa dia bisa berfoto dengan mu dan Eomma mu?”. Kata Yuri dengan bingung.
“Umm… jadi… dia itu adik tiri ku. Papa ku nikah lagi sama ibu nya Minho, sedangkan aku ikut eomma ku tinggal disini. Ya, Minho itu emang keras kepala dia tipe cowok yang gak bertanggung jawab. Kami pernah tinggal serumah sama dia, ya tapi terpaksa eomma ku ngusir dia karena gak tahan sama kelakuannya. Ya tapi, udahlah lupain aja ya? Sekarang berhubung udh malem. Kita istirahat, oke? Tuh aku ada kamar kosong masih bersih kok. Kamu bisa tidur disitu untuk sementara, oke?”. Kata Tiffany dan Yuri mengangguk.
            Akhirnya mereka semua menuju ke kamar masing-masing dan istirahat bersama.
           

A TRUE LOVE FF (CHAPTER 4,5)


CHAPTER 4

          Pagi hari telah tiba. Matahari menyinari dunia dari kegelapan malam yang bertaburan beribu bintang-bintang di langit. Sinar matahari menyorot kaca jendela kamar Jessica-Yuri dan Donghae-Minho yang membuat mereka semua terbangun.
            Hari ini adalah hari Minggu. Tidak seperti biasanya mereka jogging bersama-sama. Schedule hari ini mungkin akan berbeda dengan schedule pada hari minggu sebelumnya. Mereka sama-sama punya planning. Donghae akan mengajak Jessica beserta Umma, Appa dan Krystal, adik Jessica ke rumah Donghae. Sementara Yuri dan Minho mungkin mereka akan berjalan-jalan ke Distrik Gangnam.
“Morning chagi…”. Kata Donghae yang langsung menghampiri Sica yang keluar dari kamar, sambil mengecup kening Sica.
“Morning too, Honey. Tumben kau bangun pagi. Biasanya siang sekali”. Jawab Jessica dengan tersneyum.
“Iya sayang. Hari ini aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Yaudah sekarang kamu prepare dulu gih, mandi dulu. Nanti ku buatkan sandwich untuk kita sarapan ya”. Kata Donghae terburu-buru.
“Kau terlihat beda, Honey. Ada apa? Oke aku mandi dulu ya”. Jawab Jessica meninggalkan Donghae. Donghae pun segera membuatkan sandwich kesukaan Jessica.
            Beberapa menit kemudian, Minho menyusul bangun dari tidur nya. Ia langsung segera menuju keluar. Tetapi, tak seperti yang di harapkan. Ternyata Yuri tidak ada di luar. Biasanya, pagi seperti ini Yuri sudah stay di dapur atau membaca majalah di teras. Tapi kali ini tidak ada.
“Hyung… kau lihat Yuri Nuna?”. Tanya Minho pada Donghae dengan sedikit cemas.
Aniyoo.. dari tadi aku tidak melihatnya. Mungkin ia masih tidur. Coba saja kau cek kamarnya”. Jawab Donghae sambil memanggang roti tawar untuknya.
            Minho segera menuju kamar Yuri yang terletak beberapa langkah dari kamarnya. Kamar Yuri masih tertutup rapat dan masih terdengar bunyi AC pun menyala. Ia mengetuk pintu perlahan, tapi tetap tidak di buka oleh Yuri. A penasaran dan akhirnya segera membuka pintu.
            Di dapatinya seorang Yuri masih tertidur pulas dengan selimut tebal dan sarung tangan. Ini terlihat beda sekali, tidak seperti biasanya.
“Nuna… kau tidak apa-apa? Badan mu panas sekali”. Kata Minho sambil memegang kening dan leher Yuri yang terasa sangat panas.
“Umm… Aniyo Minho. Gwaenchana. Tadi malam udara sangat dingin sekali. Jd aku berpakaian seperti yasudah, sekarang aku buatkan sarapan untuk mu dulu ya”. Kata Yuri sambil bangun dari tempat tidur.
“Tidak usah Nun. Biar aku saja. Aku tau kau sedang tidak enak badan. Tapi kau terus menutupi nya dariku. Sudah, diam saja disini ya”. Jawab Minho sambil menidurkan kembali badan Yuri.
            Minho segera membuatkan nasi goreng dan teh hangat untuk Yuri. Tak lupa juga membawakan obat agar Yuri segera cepat sembuh.
“Nuna.. ini sarapan mu udah ku buatin. Yuk makan dulu”. Kata Minho sambil menaruh makan di meja lampu kamar Yuri.
“Wah.. Kamsahamnida Minho. Oke aku akan makan”. Jawab Yuri sambil Minho mencoba membangunkan Yuri dari tempat tidurnya.
“Sini biar aku suapin aja Nun. Aku tidak mau kau sakit”. Kata Minho. Yuri pun menuruti perkataan Minho.
            Tak lama kemudian makanan telah habis dan obat pun telah di minum. Sekarang Minho sudah merasa lega. Ia lalu mengusapkan tangannya di rambut halus Yuri sambil mencium keningnya.
“Minho.. maaf ya gara-gara aku sakit aku jadi merepotkan mu begini. Seharusnya aku yang menyiapkan sarapan untukmu”. Kata Yuri sambil sedikit tersenyum.
“Tidak apa Nuna. Sekali-kali saja. Aku tidak mau kau sakit Nun. Aku tau akhir-akhir banyak pekerjaan rumah yang kau kerjakan sehingga kau lelah. Padahal disini kan ada pembantu nya Sica Nuna”. Jawab Minho.
“Aku tidak mau menyuruhnya. Ini bukan rumah kita sayang, kita hanya menginap disini. Syukur-syukur Sica baik sama kita, kita boleh tinggal disini. Jadi, yaudah aku udah gak apa-apa kok”. Kata Yuri sambil meyakinkan Minho dan memeluknya.
            Mereka berdua keluar kamar dan duduk di teras. Setelah itu, Jessica keluar dari kamar mandi dan Donghae sudah duduk di kursi meja makan sambil menaruh sandwich buatannya.
“Tada… ini sayang ayo kita sarapan berdua”. Kata Donghae sambil menggandeng Jessica ke meja makan.
“Wah… makasih Oppa. Si Minho dan Yyul udah sarapan belom”. Tanya Jessica.
“Tadi Minho udh buat nasi goreng untuk dia dan Yuri. Jadi kau ga usah khawatir sayang. Yuk sekarang kita makan”. Kata Donghae sambil menyantap sandwich buatannya sendiri.
“Umm… enak sekali Oppa sayang”. Kata Jessica sambil menguyah sandwich nya.
“Hahaha siapa dulu dong… Oppa”. Jawab Donghae sambil tersenyum.
“Ohiya.. oppa mau ajak Sica kemana?”’. Tanya Jessica penasaran.
“Nanti kamu akan tau sendiri sayang”. Jawab Donghae dengan senyum lebar yang membuat Sica sangat penasaran.
“Oppa mandi dulu ya sayang abis itu kita pergi”. Kata Donghae lalu menuju kamar mandi. Sica mengangguk.
            Jessica masih menyantap sisa sandwich nya di meja makan. Setelah sandwichnya habis, ia langsung menuju teras depan yang sudah ada Minho dan Yuri sedang duduk disana.
“Hey guys.. kalian sedang apa? Udah sarapan belom?”. Tanya Jessica sambil duduk di samping Yuri.
“Kita lagi nikmatin udara segar aja Sica. Kita udah sarapan kok”. Jawab Yuri sambil tersenyum ke arah Jessica.
“Iya Nuna.. tadi aku loh yang buat nasi goreng nya untuk kita berdua sarapan”.Celetuk Minho menyombongkan diri.
“Wow.. memangnya kamu bisa memasak? Hah? Hahaha”. Jawab Jessica sambil mehrong dan mengejek Minho.
“Ya jelas aku bisa Nun.. aku tidak akan kalah dengan Hae Hyung”. Jawab Minho dengan pede nya.
            Mereka semua tertawa. Dan tiba-tiba Donghae keluar dari dalam dengan pakaian kemeja rapih seperti ingin menghadiri acara pernikahan. Jessica memandang Donghae dengan heran. Tidak sepertinya ia berdandan seperti ini.
“Oppa? Kau mau kemana? Rapih sekali”. Tanya Jessica dengan heran.
“Udah, sekarang kamu ganti pake dress kamu itu yang pernah aku beliin untuk kamu”. Jawab Donghae.
“Hah? Untuk apa Oppa? Itu kan dress mahal dan bagus. Sayang kalo di pake”. Kata Jessica dengan cemberut.
“Sudah ikuti aja kata Oppa cepat ya Oppa tunggu”. Jawab Donghae. Dan Jessica langsung masuk menuju kamarnya.
“Hei.. kalian mau ikut ke acara lamaran ku?”. Tanya Donghae ke Minho dan Yyul.
“Lamaran? Lamaran apa Oppa?”. Jawab Yuri dengan heran.
“SSsstt.. jangan berisik ini surprise untuk Jessica. Hari ini aku ingin melamarnya. Tapi mungkin untuk pesta nya 3 hari sesudah lamaran”. Jawab Donghae sambil bisik-bisik.
“Wah.. Hwaiting Hyung!! Kayaknya kami disini aja deh jaga rumah. Kebetulan Yyul Nuna juga sedang ga enak badan”. Kata Minho menyemangati Donghae.
“Kau sakit Yyul? Yasudah banyak istirahat ya dan Get Well Soon”. Kata Donghae sambil menepuk pelan pundak Yuri.
            Donghae masih mempersiapkan mobil dan segera menelpon Jung Soojung/Krystal, adik Jessica untuk segera bersiap-siap karena bentar lagi akan segera berangkat.
“Hae Oppa.. ayo berangkat aku sudah siap”. Kata Jessica sambil mengenakan gaun nya. Ia terlihat sangaaaat cantik dan anggun.
Aigooo… kau sungguh cantik da anggun sayang.. ayo kita pergi”. Jawab Donghae yang terpana dengan kecantikkan Jessica.
            Mereka berdua langsung pergi menuju apartemen tempat tinggal keluarga Jessica. Di tengah perjalanan memang sangat hening, sehingga Jessica segera menyalakan iPod nya lalu memasang lagu “California Girls-Katy Perry”, lagu yang sering ia nyanyikan bersama dengan Krystal, adiknya.
            Karena tidak sadar, mereka berdua sudah sampai di apartemen keluarga Jessica. Sica Nampak bingung sekali, mereka turun dari mobil dan menuju mobil. Disana di dapati Mr. Jung, Mrs. Jung, dan Krystal memakai pakaian yang sangat rapih dan bersiap untuk ikut pergi.
Eomma… Appa.. Soojung? Kenapa kalian berdandan seperti itu?”. Tanya Jessica dengan heran melihat mereka semua.
“Nanti kau akan tau sendiri, Eonnie. Ayo Umma, Appa, kita berangkat sekarang”. Jawab Krystal sambil mengajak Umma dan Appa nya.
            Sampai saat ini Jessica masih sangat bingung. Sebenarnya Donghae ini mau mengajak Sica kemana? Ia terus bertanya-tanya dalam hati nya.
“Eomma, Appa, Soojung, Hae Oppa.. sebenarnya kita mau kemana? Lalu oppa, mengapa kau mengajak keluarga ku?”. Tanya Jessica memecah keheningan di jalan.
“Begini Sooyeon… Appa memang tidak memberitau mu sebelumnya. Karena memang ini permintaan Donghae untuk merahasiakannya. Jadi, kita semua mau menuju rumah Donghae. Karena hari ini.. kau akan di lamar olehnya”. Jawab Mr. Jung menjelas kan semua. Jessica masih sangat kaget dan shock, dan ia menoleh ke arah Donghae.
“Oppa… Jinjja? Apa itu benar yang di katakan oleh Appa ku? Mengapa kau merahasiakan ini? Aku belum mempersiapkan apapun, Oppa”. Kata Jessica sambil sedikit sedih.
Ne. aku sengaja membuat mu surprise agar kamu senang. Tak usah khawatir, pasti akan berjalan lancar kok”. Jawab Donghae mengenggam tangan Jessica sambil meyakinkannya.
“Sooyeon.. kau ini sudah 25 tahun. Kau belum menikah juga. Kami ingin kamu agar hidup mandiri, dan bisa memasak. Maka itu, kami sengaja tinggal di apartemen agar kau bisa hidup sendiri”. Kata Mrs. Jung menjelaskan kepada Sica.
“Jessica tau Eomma. Tapi aku ingin gak secepat ini. Bahkan, cita-cita ku untuk jadi designer, fotografer pun belum tercapai semua. Aku takut Eomma. Aku takut kelak aku tidak bisa jadi istri yang baik untuk Donghae Oppa”. Jawab Jessica menitikkan air mata.
“Eonnie.. kau tenang ya? Tidak ada yang perlu kamu takuti. Kita semua disini, akan  dampingin Eonnie, aku juga pasti bakal nemenin Eonnie kalo ada apa-apa. Okay? This is alright. Don’t doubt”. Kata Krystal sambil memeluk kakak kesayangannya.
            Jessica kembali di buat tenang oleh adiknya. Soojung memang sangat sayang pada kakaknya. Ia sampai benar-benar rela melakukan apapun untuk kakaknya, meskipun kakaknya egois dan suka marah-marah dengan Soojung.
            Mereka sudah sampai di kediaman Mr. Lee, rumah Donghae di daerah Distrik Gangnam. Mereka semua turun dan di sambut oleh keluarga Donghae yang terdiri dari Mr. Lee, Mrs. Lee, Lee Yong Wook (kakak laki-laki Donghae) dan Lee Eun Soo (adik perempuan Donghae).
Annyonghaseo… selamat datang di kediaman kami. Sangat senang kami bisa menyambut anda semua. mari silakan masuk”. Kata Mr. Lee yang menyambut ramah kepada keluarga Mr. Jung.
Annyeonghaseo.. Neomu kamsahamnida sudah menyambut kami dengan baik, Tuan Lee dan Nyonya Lee”. Jawab Mr. Jung dengan ramahnya.
“Mari-mari silakan duduk. Ini yang namanya Jung Sooyeon yang mana ya?”. Tanya Mrs. Lee.
“Ini Sooyeon, Nyonya. Dan ini adiknya, Soojung”. Jawab Mrs. Jung ramah kepada Mrs. Lee
“Wah.. kau dan adikmu terlihat sangat cantik. Hampir terlihat kembar, ayo ayo duduk”. Kata Mrs. Lee mempersilakan mereka semua duduk.
“Jadi begini semua nya, kami sengaja mengundang kalian semua untuk acara lamaran pertunangan sederhana saja. Berhubung Donghae dan Sooyeon sudah menjalani hubungan selama 4 tahun, jadi kami berniat untuk menjodohkan Donghae dengan Sooyeon. Bagaimana menurut anda, Tuan Jung?”. Kata Mr. Lee memulai  perkataannya.
“Ya itu benar sekali, Tuan Lee. Dan kami juga telah melihat beberapa kemistri antara Donghae dan Sooyeon. Kami juga nanti nya ingin jenjang mereka sampai ke pelaminan, agar Sooyeon lebih mandiri, tidak egois dan tidak bertingkah childish lagi”. Jawab Mr. Jung dengan hormatnya.
“Kalo begitu, mari kita tanyakan saja dengan kedua sejoli ini. Bagaimana Donghae menurutmu?”. Tanya Mr. Lee kepada anaknya, Donghae.
“Aku memang sangat mencintai dan menyayangi Jessica, Appa. Dia wanita kuat, tegar, baik, ramah, cantik, anggun dan hampir mendekati perfect. Jadi aku yakin, pasti Sooyeon akan menjadi istri terbaik untukku. Bukan begitu, Sooyeon?”. Kata Donghae dan bertanya pada Jessica.
“Itu benar sekali. Kami sudah menjalani hubungan 4 tahun, dan aku juga sudah merasa nyaman sekali dengan Donghae. Dia pria tampan, baik, ramah, berwibawa, bertanggung jawab dan juga hampir perfect. Aku yakin, ia juga akan menjadi suami yang baik untukku, dan bisa menjaga ku dan anak kami kelak nanti”. Jawab Jessica dengan lancarnya.
“Pernyataan dari kedua sejoli ini memang sepertinya sangat benar, bukan? Ok, kalau begitu Nona Sooyeon, maukah kamu menjadi seorang wanita yang akan mendampingi Donghae jika ia susah, sedih, dalam duka dan dalam senang?”. Tanya Mrs. Lee pada Sooyeon.
“Iya Tuan Lee. Aku bersedia sekali”. Jawab Jessica perlahan tapi pasti.
“Bagaimana dengan mu, Tuan Donghae? Maukah kamu menjadi seorang pria yang akan mendampingi Sooyeon jika ia susah, sedih, dalam duka dan dalam senang?”. Tanya Mrs. Lee pada Donghae.
“Ya, Appa. Aku sangat siap, dan aku juga sangat bersedia sekali”. Jawab Donghae dengan mantap.
            Donghae memasang cincin pertunangan untuk Jessica dan begitupun sebaliknya. Acara pertunangan ini sudah selesai, lalu di lanjut dengan acara ramah-tamah, makan siang bersama dan acara bebas. Donghae dan Jessica pulang lebih dulu. Sedangkan Mr. Jung, Mrs. Jung dan Krystal masih berada di rumah Donghae.
            Di tengah perjalanan pulang, Jessica mungkin masih shock, terdiam sambil melihat cincin pertunangan dari Donghae. Donghae menoleh sedikit ke Sica sambil sedikit sedih.
Wae Sooyeon? Apakah kau tidak suka cincin itu?”. Tanya Donghae dengan sedikit kecewa.
Ne? Aniyo… aku suka kok cincin ini. Bagus sekali, warna nya sapphire blue makasih oppa”. Jawab Sica sambil mencium pipi kanan Donghae.
“Bagus deh kalo suka itu, jangan sedih ya.. nanti Oppa jadi ikut sedih hehe”. Kata Donghae sambil memegang tangan kiri Jessica.
“Tunggu Oppa. Kau tadi memanggilku “Sooyeon”? Biasanya hanya keluarga ku saja yang menyebut namaku “Sooyeon””. Tanya Sica heran.
“Loh? Emang Oppa gak boleh? Kan aku udah bagian dari keluarga kamu sayang… sebentar lagi kita udah ke jenjang puncak nya”. Jawab Donghae sambil mencium tangan Jessica. Jessica pun tersenyum manis.
            Ketika sesampainya di rumah, rumah ini begitu sepi. Minho dan Yuri sepertinya tidak berada di rumah. Jendela, horden, pintu, garasi semua tertutup rapat. Kejadian ini menimbulkan rasa penasaran Donghae dan Jessica.
“Bentar ya sayang, aku mau buka pagar dulu. Sepertinya mereka tidak ada di rumah”. Kata Donghae.
Ne, hati-hati Oppa”. Jawab Jessica dengan penuh heran.
            Di sela-sela itu, Jessica langsung mengirimkan pesan berupa whatsup messenger  kepada Yuri. Sudah di BUZZ! Beberapa kali, tetap saja Yuri tak membalas. Mungkin saja mereka tidak membawa handphone dan mereka pergi berdua, pikir Jessica.
“Sepertinya rumah kosong Sica. MinYul tak terlihat di rumah. Pintu belakang saja di tutup rapat. Tapi, mobil nya Minho tetap ada di garasi”. Kata Donghae memasuki mobil.
“Iya Oppa. Aku udh whatsup-in Yuri gak di reply terus nih. Mereka kemana ya Oppa?”. Tanya Jessica dengan cemas.
“Tenang sayang. Kamu tak usah khawatir, ada Oppa kan? Pasti sebentar lg mereka pulang kok”. Jawab Donghae sambil mencium kening Sica dan memeluk Jessica.
            Mobil mereka sudah sampai di dalam garasi. Lalu mereka memasuki rumah mereka. Selang beberapa lama kemudian, taxi pun berhenti di depan pagar rumah mereka, terlihat 2 orang namja dan yeoja yang terlihat seperti Minho dan Yuri turun dari taksi.
“Oppa!!! Ppalii!! Itu dia mereka abis naik taksi”. Kata Jessica memberitahu Donghae.
“Loh? Mereka abis dari mana? Tumben banget ga pake mobil nya Minho”. Jawab Donghae. Mereka berdua lalu keluar dan menyambut MinYul.
“Hei… kalian abis darimana aja? Kita juga baru pulang kok”. Tanya Jessica pada MinYul.
“Kita abis jalan-jalan dari Lotte World Sica. Hehe”. Jawab Yuri.
“Lotte World???!!! Itu kan sangat jauh kalo kalian tempuh naik taxi. Pasti mahal. Kenapa tak memakai mobil mu saja, Minho?”. Kata Donghae.
“Mobil ku kehabisan bensin Hyung, hehe”. Jawab Minho.
“Ya sudah ayo masuk kayaknya udah mau hujan nih”. Kata Jessica.
            Semua masuk ke rumah Jessica. Terlihat Yuri dan Minho membawa 2 kantong plastik yang isinya sangat penuh. Yuri mengeluarkan isi kantong plastik yang di bawanya. Isi nya adalah souvenir dari Lotte World, berupa kipas tangan, baju, towel, tas kosmetik, sandal, gelang, kalender, notebook. Sedangkan Minho, isi kantong plastik bawaannya berisi ramen, kimchi, bimbimbap dll.
“Sica, Donghae Oppa, ini Yyul bawain souvenir bnyk banget nih untuk kalian”. Kata Yuri sambil mengeluarkan isi kantong plastiknya.
“Wah… Oppa, aku ambil tas kosmetik, gelang dan kipas tangan ne? selebihnya untuk kalian semua saja hehe”. Kata Jessica kepada Donghae.
“Ya sudah terserah kalian aja deh aku ambil apa saja. Minho-yya, kau bawa apa saja?”. Tanya Donghae kepada Minho.
“Aku bawa ramen, kimchi, bimbimbap dan makanan lainnya nih. Kalian ambil saja, banyak sekali kok ini”. Jawab Minho sambil menaruh makanan itu di meja makan.
            Hujan yang mengguyur kota Busan, mengakibatkan beberapa pohon tumbang karena angin yang sangat kencang. Jessica, Yuri, Minho berada di lantai atas di ruang santai Jessica, untuk menghangatkan diri di perapian. Sementara Donghae, ia terlihat sedang membuat Hot Tea untuk mereka semua.
“Nuna.. tadi bagaimana proses lamarannya?”. Tanya Minho sambil asyik bermain game.
“Puji Tuhan… lancar kok gak ada hambatan apa-apa. Cuma tadi, aku agak sedikit shock dan gemetaran. Abisnya Donghae Oppa gak kasih tau aku dulu. Aku kan belum ada persiapan”. Jawab Jessica sambil makan snack yang kemarin ia beli dengan Yuri.
“Bagus deh Sica kalo gitu… adik mu si Soojung itu datang?”. Tanya Yuri kepada Jessica.
“Datang kok, semua keluarga ku datang. Tapi hanya keluarga inti saja”. Jawab Jessica sambil tersenyum.
“Padahal aku kangen banget sama Soojung.. huhu kapan dia akan bermain kesini lagi? Sudah lama ya tidak bertemu”. Kata Yuri sambil sedikit sedih.
“2 hari lagi aku dan Donghae akan mengadakan resepsi tunangan kok. Disana kamu bisa bertemu Krystal, Yyul. Sepertinya dia juga kangen sama kamu”. Jawab Jessica sambil tersenyum ke arah Yuri.
            Kehidupan hari ini di rumah Jessica memang sangat tentram dan damai. Mungkin karena hujan, jadi mereka semua berada di dalam rumah. Sesungguhnya, Sica khawatir jika MinYul pergi meninggalkan rumahnya begitu saja tanpa izin.
            Tak lama kemudian Donghae menaiki tangga dan menuju ruang santai. Ia membawa 4 mugs teh hangat untuk ia, Jessica, Yuri dan Minho.
“Hei teman-teman nih ambil hot tea nya… baru aku buat tadi. Mumpung masih hangat banget”. Kata Donghae sambil memberikan hot tea buatannya.
“Chagi.. ini hot tea untuk mu sayang”. Kata Donghae sambil ngasih hot tea ke Jessica.
“Wow!!! Thank you, honey”. Jawab Jessica sambil menyeruput hot tea.
            Setelah semua meminum hot tea buatan Donghae, semua duduk di sofa bersama-sama untuk mengobrol sambil memakan cemilan.
“Oppa, 3 hari lagi kita mau ngadain pesta pertunangan kita?”. Tanya Jessica kepada Donghae.
“Loh? Kamu tau darimana, sayang? Aku kan belum kasih tau kamu”. Jawab Donghae bingung.
“Um.. tadi si Krystal whatsapp-in aku. Katanya dia mau dateng ngajak temennya. Boleh ya Oppa?”. Tanya Jessica memohon kepada Donghae.
“Tentu boleh dong sayang. Masa adik ipar gak boleh dateng sih. Btw, MinYul, nanti kamu harus datang ya? Wajib loh! Masa iya kita semua tinggal serumah kalian ga dateng?”. Kata Donghae.
“Oke oke Hyung. Sip kita bakalan dateng kok”. Jawab MinYul bersamaan.
“Setelah hujan turun, kita pergi ke designer langganan Eomma ku, ne? kita pilih-pilih baju untuk pertunangan, cake nya dan souvenir nya”. Tanya Donghae sambil merangkul Sica.
“Hari ini? Um.. padahal aku lelah sekali Oppa. Aku ingin istirahat. Yaudah deh gak apa-apa kalo mau sekarang”. Jawab Jessica dengan senyuman.
“Bagaimana dengan kalian, MinYul? Apa kalian ingin ikut juga bersama kami? Nanti kita bagi-bagi tugas. Kasian Sooyeon, dia lelah”. Tanya Donghae lagi kepada MinYul.
“Kita ikut? Apa kau yakin Hyung kita gak ganggu acara kalian?”. Jawab Minho dengan sedikit keraguan.
“Iya Oppa. Kita di rumah aja deh, abisnya kan pekerja rumah tangga nya Sica lagi gak ada di rumah”. Jawab Yuri.
“Kalian nanti pilihin kita souvenir aja. Kalo masalah dekorasi, kue, baju dll biar kita. Sepakat? Nanti ku kasih upah deh hehehe”. Kata Donghae sambil tertawa dan yang lainnya juga ikut tertawa.
“Hahaha kau ini bisa saja Hyung. Oke kita ikut”. Jawab Minho dengan lantang.
“Kau ini Minho, masalah upah saja langsung semangat”. Kata Jessica sinis dan yang lainnya pun tertawa.
            Hujan yang mengguyur kota Busan kini telah berhenti, di gantikan dengan udara yang dingin kembali, dan salju yang bertebaran di mana-mana. Jessica, Donghae, Minho, Yuri menuju kamar masing-masing untuk berganti pakaian dan bersiap untuk menuju Distrik Gangnam, pusat kota yang terkenal dengan keramaian, kemewahan, dan tempat untuk para artis2 terkenal nongkrong bersama teman-temannya.
“Yuk, kita berangkat. Semua sudah siap kan?”. Tanya Donghae sambil mengambil kunci mobil.
“Siap. Tapi Hyung, kita berangkat konvoi atau satu mobil aja?”. Jawab Minho.
“Satu mobil aja Minho. Biar lebih praktis”. Kata Jessica sambil mengambil beberapa snack di kulkas dapur.
“Ya MinYul. Satu mobil saja”. Kata Donghae.
“Tapi, izinkan aku yang menyetir saja ya Hyung? Kalian bersantai saja.. kan kalian calon pengantin baru kekekeke”. Jawab Minho sambil terkekeh.
“Kau ini. Ya sudah lah ini kuncinya”. Kata Donghae sambil tersenyum dan melempar kunci ke Minho.
Aiyya captain !”. Jawab Minho seperti awak bajak laut.
            Mereka semua pergi ke Gangnam. Hari ini jalan agak sedikit macet, mungkin karena hujan deras yang lama mengguyur membuat sedikit kendaraan yang keluar. Dan mungkin, mereka mencuri kesempatan yang walau hanya sedikit untuk keluar rumah menggunakan kendaraan mereka.
            Sampailah mereka semua di sebuah kantor pusat WO ternama di Korea. Di sana sudah menyediakan beberapa paket seperti baju pengantin, souvenir, kue-kue, dekorasi, food buffet, flower bouquet dan lain-lainnya.
“Nah silakan turun, Princess.. ini dia tempatnya. Yuk kita masuk”. Kata Donghae sambil membukakan pintu untuk Jessica.
“Wow.. tempat nya lumayan besar juga ya Oppa? Ini Wedding Organizer kan?”. Tanya Jessica. Dan Donghae menganggukkan kepala.
            Mereka semua memasuki kantor WO. Lalu Jessica dan Donghae memilih semua fasilitas yang di sediakan, sedangkan MinYul memilih beberapa aksesoris dan souvenir. Setelah mereka semua memilih yang diinginkan, mereka semua langsung pulang ke rumah.

















CHAPTER 5

            Hari ini, hari yang di tunggu-tunggu pun telah tiba. 3 jam lagi, acara pesta pertunangan Jessica dan Donghae akan segera di mulai. Mereka bangun sangat pagi, untuk bersiap-siap. MinYul pun gak kalah sibuknya. Mereka juga membantu Jessica dan Donghae dalam mempersiapkan segalanya.
            Tak terasa kini waktu telah menunjukkan pukul 9 pagi. Sekarang mereka semua harus bersiap-siap menuju gedung di daerah Seoul untuk melaksanakan perhelatan pesta pertunangan Jessica dan Donghae.
“Sayang, kau sudah siap untuk melaksanakan pesta?”. Tanya Donghae kepada Jessica.
“Ya. Dengan menyebut nama Tuhan Yesus, aku siap”. Jawab Jessica dengan mantap sambil memegang tangan Donghae.
            Mereka semua sudah sampai di gedung yang di tuju. Disana sudah nampak sanak family, kerabat-kerabat dan teman-teman mereka. Termasuk MinYul, mereka sudah sampai di sana terlebih dulu. Jessica dan Donghae jalan di Red Carpet menuju pintu masuk gedung.
“Ya.. pemirsa, mari kita sambut ini dia dua sejoli yang hari ini akan mengadakan pesta pertunangan, kita sambut Lee Donghae dengan Jung Sooyeon. Mari kita berikan aplaus”. Kata MC dan yang lain ikut untuk bertepuk tangan.
“Oke, sekarang kita mulai saja acara ini. Yang pertama acara ini akan di sambut oleh Mr. Lee, selaku perwakilan orangtua dari Lee Donghae, dan Mr. Jung selaku perwakilan orangtua dari Jung Sooyeon. Ya, di persilakan untuk Mr. Lee dan Mr. Jung untuk menaiki balkon”. Kata MC. Dengan kewibawaannya Mr. Lee naik ke atas balkon untuk memberi sambutan.
“Selamat pagi, salam sejahtera untuk kita semua. saya senang sekali bisa mengajak kalian semua dalam pesta pertunangan Donghae dan Jessica. Terima kasih kepada para tamu yang sudah bersedia hadir disini. Silakan Mr. Jung”. Kata Mr. Lee sambil menyerahkan mic ke Mr. Jung.
“Ya selamat pagi semua nya. Hari ini saya juga sangat senang, terima kasih juga pada kalian yang sudah datang kesini. Semoga hari ini semua nya bisa lancar nya”. Kata Mr. Jung.
            Acara pesta ini pun resmi di mulai. Semua para tamu bisa menikmati makanan yang sudah di sediakan, ada juga background untuk berfoto, dll. Minho dan Yuri bersama-sama mengambil makanan.
“Heiiii Yuri Eonnie!!!”. Terdengar teriakan yang memanggil Yuri. Ia pun menoleh.
“Heeiii Soojong sudah lama kita gak bertemu lagi”. Kata Yuri sambil memeluk Soojung, adik Jessica.
“Kau dengan siapa Eonnie kesini?”. Tanya Soojung.
“Oh iya, kenalin ini namjachingu ku, Minho”. Kata Yuri sambil mengenalkan Minho.
“Hei, Choi Minho. Glad too see you”. Kata Minho sambil mengulurkan tangan.
“Ya, glad too see  you too, Jung Soojung”. Jawab Krystal sambil tersenyum.
“Sayang, aku boleh nggak ngobrol bentar sama Soojung? Hihi aku kangen banget”. Kata Yuri sambil memohon.
“Iya sayang, gak apa-apa. Aku ke sana dulu ya”. Jawab Minho sambil mengecup kening Yuri. Dan pergi meninggalkan Yuri.
“Wah.. Eonnie dia romantic sekali! Hihihihi”. Kata Soojung.
“Ah kau ini, sudah kita ke sana yuk cari makanan”. Jawab Yuri sambil mencubit kecil tangan Krystal.
            Mereka berdua ke bagian booth pastry dan kue kue lain untuk mengambil beberapa kue dan mengobrol bersama. Beda dengan Minho, ia sendirian. Dari kejauhan, ia melihat seorang yeoja yang muka nya mirip Yuri. Ternyata itu bukan Yuri, dan itu adalah teman lama nya.
Annyeong. Apa kau Park Jiyeon?”. Tanya Minho kepada seorang yeoja yang tak kalah cantik dengan Yuri.
Annyeong. Ne, aku Jiyeon. Apa kita pernah kenal?”. Jawab YoonA dengan sedikit bingung.
“Jiyeon-ssi, kau masih ingat aku? Aku Choi Minho, teman kuliah mu dulu”. Kata Minho sambil mengulurkan tangan.
“Oh ne ne ne!!!! Araseo aku ingat. Wah apa kabar Minho? Lama banget ya kita gak ketemu”. Jawab Jiyeon sambil menyambut uluran tangan Minho.
“Aku baik-baik saja. Bagaimana dengan mu? Kau kenal dengan Jessica Nuna?”. Tanya Minho.
“Aku juga baik kok. Iya, Jessica Eon itu rekan kerja ku dulu. Sebelum ia punya florist. Kau pergi kesini dengan siapa?”. Kata Jiyeon sambil tersenyum dengan manis.
“Aku pergi dengan yeojachingu ku. Ia sedang bersama Soojung, adiknya Jessica Nuna. Mau ku kenalkan? Ayo ikut aku”. Kata Minho sambil menuntun Jiyeon berjalan dan Jiyeon mengikutinya.
            Park Jiyeon dulu adalah seorang mantan yeojachingu Minho saat di Dongguk University. Mereka telah berpacaran selama kurang lebih 3 tahun dan akhirnya mereka hilang komunikasi dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka.
            Sebenarnya, Jiyeon masih memendam rasa suka pada Minho. Minho termasuk salah satu siswa dengan banyak penggemar saat mahasiswa, banyak yeoja-yeoja yang mengejar cinta nya. Tapi Minho stay cool.
“Nah, ini dia yeojachingu ku. Nuna, ini ada yang mau berkenalan dengan mu”. Kata Minho sambil memanggil Yuri.
            Yuri menoleh dan ia sangat kaget. Minho membawa seorang yeoja cantik di hadapannya. Membuat Yuri sedikit kesal dan cemburu. Namun, Soojung tampaknya segera membisikkan sesuatu ke telinga Yuri.
Annyeonghaseo Eonnie, aku Park Jiyeon. Teman lama Minho. Salam kenal”. Kata Jiyeon sambil membungkukkan sedikit badannya.
“Ya, aku Kwon Yuri, yeojachingu Minho. Kau bertemu dia dimana?”. Tanya Yuri dengan nada sinis.
“Tadi aku sedang mencari makanan Eonnie. Lalu Minho nyamperin aku deh hehe”. Jawab Jiyeon sambil tersenyum.
            Yuri hanya mengangguk sambil senyum terpaksa, sambil memandang Minho agak sedikit marah. Akhirnya Yuri dan Soojung meninggalkan mereka berdua, Minho dan Jiyeon pergi juga. Mereka pergi ke tempat yang agak jauh dari keramaian. Jiyeon meminta Minho untu bertukaran nomor telpon. Sesudah itu Minho langsung menyamperi Yuri dan Soojung.
“Nuna sayang… ada apa dengan kau?”. Kata Minho sambil merangkul Yuri, Yuri tak menjawab.
“Kau ini kenapa? Kau marah denganku masalah yeoja tadi? Hm?”. Kata Minho lagi sambil memeluk Yuri dari belakang. Yuri hanya menggeleng.
“Soojung, aku mohon maaf. Seperti nya aku akan pulang sekarang. Kita bisa facetime chat kok ya. Dadah Soojung”. Kata Yuri sambil memeluk erat Soojung dan pergi meninggalkan Minho.
            Yuri jalan dengan cepat menuju mobil dan Minho berlari menyusul di belakang. Setelah mobil terbuka, Yuri masuk ke dalam mobil dan Minho ikut masuk ke dalam mobil juga.
“Nuna, kau ini kenapa? Bicaralah”. Kata Minho sambil memegang tangan Yuri. Yuri menghela napas panjang dan ia berbicara.
“Oke Choi Minho. Aku iri dengan mu mengapa kau bawa yeoja itu lagi? Dia mantan pacar mu kan? Kau ingin menyingkirkan ku dari dirimu?”. Jawab Yuri dengan nada tinggi sambil buang muka dari Minho.
“Jiyeon itu masa lalu ku. Aku tidak mungkin balik lagi ke dia, aku udah punya kamu, Nuna. Yakin sama aku. Oke?”. Jawab Minho sambil perlahan mencium bibir Yuri.
            Yuri terbuai oleh ciuman hangat penuh perasaan dari Minho. Hati Yuri sekarang telah luluh dari amarah dan emosi tadi yang telah meledak-ledak dalam hati nya. Setelah sedikit puas, Yuri melepaskan ciuman.
“Kau janji?”. Tanya Yuri sambil menundukkan kepala.
“Iya Nuna, I Swear”. Jawab Minho sambil memeluk Yuri dan Yuri kembali tersenyum. Mereka kembali pulang ke rumah.
            Di dalam perjalan pulang, Yuri terus terdiam dan terdiam. Ia tidak ngomong sepatah kata pun. Melihat situasi ini, Minho agak iba melihatnya, ia segera mengenggam tangan Yuri dan mencium tangannya. Yuri hanya tersenyum paksa.
            Yuri tahu betul, Jiyeon adalah mantan kekasih nya dulu semasa di kuliah. Ia tau itu semua, karena Jessica pernah menceritakan padanya. Dan Jiyeon termasuk cewek yang rada genit sama cowok. Makanya, Yuri takut kalo Minho bakal balik lagi ke yeoja genit itu.
            Beberapa lama kemudian mereka berdua sampai di rumah. Donghae dan Jessica belum sampai rumah karena acara pesta pertunangan akan selesai 2 jam lagi. Ketika sampai, Yuri dan Minho melanjutkan aktivitas masing-masing tanpa bicara sepatah kata pun. Mereka bersikap cuek satu sama lain.
“Um…. Nuna.. kau masih marah dengan ku soal tadi?”. Tanya Minho kepada Yuri sambil memberanikan diri.
Aniyo..”. Jawab Yuri singkat dengan jutek nya lalu meminum teh hangat yang tadi ia buat.
“Ayolah Nun.. ku mohon. Bicaralah jujur sama aku Nun. Udah ku jelaskan semua kan? Dia itu, Park Jiyeon adalah masa lalu ku. Aku memang pernah menjalin hubungan itu dengannya. Tapi sekarang? Sudah beda lagi Nun. Percayalah sama aku”. Kata Minho sambil merangkul Yuri.
“Tapi yeoja itu kan sekarang single. Bisa saja kamu deketin dia lagi. Dia kan lebih cantik dari ku. Dan dia juga terlihat berasal dari keluarga yang kaya. Sementara aku? Apa aku? Aku hanya seorang yeoja biasa, yang tinggal di rumah kecil bersama ahjumma dan Oppa ku. Dan aku hanya sebagai karyawan di toko bunga. Pasti penghasilan ku kecil”. Jawab Yuri sambil menunduk dan meneteskan air mata.
“Nuna. Aku harus jelaskan berapa kali? Aku nggak ngeliat orang dari wajah ataupun harta. Aku cuma liat pribadi, dan ketulusan orang itu. Buat apa aku suka dengan dia tapi aku gak tulus? Memang dia orang kaya, tapi dia agak matre. Aku gak suka. Dia egois, suka nya merintah orang, judes. Makanya aku ninggalin dia, Nun. Aku suka dengan yeoja sepertimu. Nuna cantik luar dalam, orangnya sederhana dan nggak banyak minta, selain itu jago masak lagi. Udahlah Nun, hal kayak gitu gak usah di pikirin lagi ya?”. Kata Minho sambil mengelap air mata Yuri dan memeluknya erat.
            Yuri hanya mengangguk. Kali ini Yuri membalas pelukan Minho dengan erat dan penuh kasih sayang. Sepertinya Yuri sudah bisa memaafkan Minho. Tapi ia agak kurang yakin dengan Minho, mungkin ia harus mencoba menghapus semua negative thinking nya terhadap Minho.
            Jam sudah menunjukkan pukul 17.00 KST. Pesta pertunangan Jessica-Donghae telah usai, dan mereka segera kembali menuju rumah. Sesampainya di rumah, terlihat wajah mereka memancarkan aura kesenangan sekaligus keharuan.
“Minho. Yuri dimana? Kok kamu sendirian aja?”. Tanya Jessica ketika sampai di rumah.
“Dia ada di dalam kamarnya Nuna”. Jawab Minho sambil menunduk dan sedih.
“Loh? Kenapa raut wajahmu sedih? Ada masalah dengannya?”. Tanya Jessica dengan penasaran.
“Tidak ada. Gwaenchana”. Jawab Minho mengusahakan senyum sedikit.
            Jessica segera menuju kamarnya menemui Yuri. Di dalam kamar ia mendapati Yuri yang sedang menangis sambil melihat foto-foto di iPhone nya. Situasi hari ini sangat bertolak belakang dengan perasaan Donghae-Jessica. Mungkin bagi MinYul ini hari yang sangat berat untuk mereka lalui.
“Yuri? Kau kenapa?”. Tanya Jessica sambil lari kecil ke arah Yuri.
Aniyo Jessica.. aku.. aku.. hanya..”.Jawab Yuri sambil menghapus air mata nya.
“Hanya kenapa? Sini cerita sama aku. Aku siap dengerin curhatan mu kok”. Jawab Jessica sambil tersenyum dan memeluk Yuri.
“Cerita sangat panjang Sica. Tadi, saat kau melaksanakan pesta pertunangan, aku dan Minho sempat terpisah. Aku ngobrol sama Soojung di booth pastry, setelah itu Minho pergi katanya dia mau ngambil es krim buatku dan Soojung. Bukannya bawa es krim, pas dia samperin aku dia malah bawa yeoja cantik yang mantan kekasihnya dulu”. Jawab Yuri dengan terisak.
“Siapa dia? Si Park Jiyeon itu?”. Tanya Jessica dengan nada tinggi. Yuri hanya mengangguk.
“Dia memang yeoja genit Yyul. Aku harus peringatkan Minho supaya gak deket-deket lagi sama dia. Sebenarnya mereka ga pacaran Yyul, mereka hanya HTS ( Hubungan Tanpa Status). Tapi, si Jiyeon malah nganggep si Minho itu serius sama dia, makanya dia bilang sama orang-orang kalo mereka berdua pacaran. Nyatanya, pas aku tanya Minho ternyata enggak. Dia itu cewe matrealistis banget. Suka nya minta ini, kemana-mana minta di jemput, padahal dia orang kaya, punya supir 3 dan mobil 3 juga. Seharusnya dia kan bisa mandiri”. Kata Jessica dengan nada lembut menenangkan Yuri.
Jinjja? Apa mereka gak pacaran? Aku sekarang butuh penjelasan yang jelas dari Minho, Sica”. Kata Yuri sambil berdiri dari kasur dan ingin keluar kamar.
“Tunggu dulu Yyul. Biarlah ini kayak angin. Kalo kamu terus-terusan nanya hal yang sama ke si Minho, nanti malah tambah ribet say. Udah lupain aja ya? Aku yakin kok, Minho gak bakal macem-macem lagi sama Jiyeon”. Jawab Jessica sambil memeluk Yuri.
            Akhirnya karena hari sudah menjelang malam, mereka semua beristirahat di kamar masing-masing. Namun, karena penjelasan Jessica tadi, Yuri agak susah tidur. Tapi biarlah, masa kini dengan masa lalu sungguh berbeda. Yuri pun membaca doa dan memberanikan diri untuk tidur.