CHAPTER 2
Hari sudah menjelang pagi. Tetapi hari ini berbeda
dengan hari lain. Jessica merasakan sekujur tubuh nya kaku dan terasa sangat
pegal-pegal, sepertinya hari ini Petals Florist akan di tutup sementara. Sica
pun mengirim pesan kepada Yuri bahwa hari ini pegawai semua libur.
Ø Yuri,
hari ini kita libur bekerja dulu ya. Badanku terasa tidak enak
§ Ne
Sica. Wae? Kamu sakit? Aku ke rumah mu sekarang ya
Ø Tidak
usah Yul. Kamu beritahu HaePpa dan Minho ya supaya ia nanti tidak dtg ke
Florist.
§ Okay.
Get well really soon ya Sica. Nanti siang aku akan mengungjungi mu.
Itulah isi pesan singkat Jessica kepada Yuri.
Sebelum Yuri berkunjung ke rumah Jessica, ia segera
mengirim pesan kepada Donghae dan Minho agar mereka bisa pergi bersama. Baru
saja ia ingin menekan tombol ‘send’ kepada Minho dan Donghae, lantunan lagu
‘Merry-Go-Round’ terdengar dari ponsel Yuri. Ternyata itu adalah Minho, segera
ia langsung mengangkat telpon itu.
“Yeobbosaeyo..
Nuna, eottokhae jinae? Hari ini kau masuk kerja kah?”. Tanya Minho dengan
suara riang.
“Yeobbosaeyo.
I’m fine thanks. Engga Minho, hari ini Sica lagi sakit. Jadi dia gabisa
kerja dan katanya florist di tutup sementara sampe dia sembuh. Nanti saat makan
siang aku mau jenguk ke rumah nya. Kau ingin ikut?”. Jawab Yuri.
“Umm.. dia lagi sakit? Omona… kita harus jenguk Nuna. Nanti ku telpon Donghae Hyung supaya
kita bisa berangkat bareng dia. Yaudah Nun, nanti kita ketemu jam 11 di subway station ya. Aku beri tahu Hae
Hyung dulu. Annyeong”. Kata Minho
dengan tergesa-gesa.
Tut-tut-tut-tut…
belum sempat Yuri berbicara, telpon langsung putus. Sekarang masih pukul 9.00
pagi, Yuri ingin membuat suatu masakkan kesukaan Sica yang nanti akan ia bawa.
Yaitu ramen, nachos dan kimchi kesukaan Sica.
Tak
terasa jam sudah menunjukkan pukul 10.45 pertanda 15 menit lagi ia harus
bertemu dengan Minho dan Donghae. Ia pun segera bersiap-siap dan menggunakan
busa untuk menuju subway station.
“Yeobbosaeyo
Minho-ssi.. kau dimana? Aku sudah sampai di lobby subway station. Aku sekarang
lagi di Dunkin’ Donuts kau cepat
datang, ne?”. Yuri, dengan suara agak
keras karena di subway station sangat rame.
“Ne, Nuna.
Aku sekarang sudah bersama Donghae Hyung mencari tempat parkir. Donghae Hyung
biar menyusul Nuna ya?”. Jawab Minho dengan suara terburu-buru.
Donghae
turun dari mobil Minho dan berjalan dengan cepat dan gagah. Hari ini subway
station sangat rame. Orang-orang banyak yang ingin berkunjung ke Lotte World, Nami Island, Jeju Island &
Gyeongju. Pantas saja, hari ini
tanggal muda dan sudah memasuki musim gugur. Nami Island memang tempat yang paling ramai di kunjungi saat autumn.
Setelah
selesai membeli beberapa donat, Yuri kembali duduk di lobby subway station itu
sambil minum Vanila Latte yang ia beli di Starbucks Coffee tadi. Tanpa sengaja
ia melihat Donghae dari kejauhan dan ia segera melambiakan tangan nya yang
tinggi sambil mengucapkan “Donghae Oppa!! Aku disini”. Dan beberapa saat
kemudian, Donghae tersenyum dan berlari kecil mendatangi Yuri.
“Annyeong Yuri-ssi.
Kau sudah lama menunggu disini?”. Tanya Donghae dengan ramah sambil bersalaman
tangan.
“Ne,
annyeonghaseo Donghae oppa. Tidak, aku juga baru datang kok sekitar 10
menit yang lalu”. Jawab Yuri dengan ramah juga.
“Wah, bagus jadi kau tidak menunggu terlalu lama ya.
Hahaha. Sudah yuk, sekarang kita susul Minho kasian dia sedang mencari
parkiran”. Ajak Donghae sambil menarik pelan tangan Yuri.
“Oh ya oppa. Ayo”. Jawab Yuri dengan kaget dan
berusaha melepaskan tangan Donghae.
3
menit kemudian mereka sampai di tempat parkiran mobil Minho. Di sana terlihat
jelas Minho sedang berdiri di depan mobil Mercedez-Benz nya dengan menggunakan
pakaian simple, casual tapi terlihat glamour. Banyak wanita-wanita yang meliriknya
sambil berbisik sedikit dan melambaikan tangan kepada Minho. Tapi ia tidak
merespon apapun.
“Yuri Nuna. Ayo kita ke rumah Sica Nuna sekarang.
Abisnya setelah ini aku ada kepentingan lagi. Ayo Nuna silakan masuk”. Kata
Minho sambil membukakkan pintu untuk Yuri.
Yuri
tersenyum dan tersipu malu lalu ia masuk ke dalam mobil. Minho hanya
mengedipkan sebelah mata dan mengacungkan jempol ke Donghae. Dan Donghae
membalas dengan tawaan kecil. Di dalam perjalanan sangatlah hening, tidak ada
radio, tidak ada lagu, hanya ac saja yang terasa di dalam mobil.
Karena
perjalanan dari subway station menuju Busan lama, yaitu sekitar 45 menit, Yuri
menyalakan iPod nya sambil sedikit bernyanyi. Donghae pun juga sedang asyik
dengan gadget nya.
“Nuna, suara mu bagus juga ya kalo sedang menyanyi. Kenapa
kau tidak menjadi penyanyi saja dan mencoba casting di SM Ent/JYP/YG/Cube? Kan sayang kalo bakat ga di sumbang”. Celetuk
Minho yang memecah keheningan dalam mobil.
“Ah, Minho kamu bisa aja. Nuna ini sebenarnya tidak bisa
nyanyi. Mungkin karena Nuna sering mendengar lagu, lalu cari lirik nya dan
nyanyi ngasal saja. Hehehe. Aku sebenarnya sangat ingin ikut casting. Tapi…”.
Jawab Yuri dengan raut wajah sedih dan suara yang sangat kecewa.
“Tapi apa Nun?”. Jawab Minho dengan penuh penasaran
sambil sesekali mencuri pandang untuk melihat wajah Yuri yang cantik jelita.
“Aku tidak cocok bekerja di bidang entertainer. Dan
aku pun juga tidak suka untuk menjadi terkenal atau pun public figure. Karena pasti banyak konflik yang menimpa, bisa-bisa
nanti aku stress. Hahaha.” Kata Yuri sambil tertawa kecil dan Minho pun ikut
tertawa kecil. Sementara Donghae masih fokus dengan iPad nya.
“Oh begitu. Nuna tinggal dengan siapa di rumah?”. Kata
Minho mengalihkan percakapan yang tadi.
“Aku hanya tinggal dengan Eonnie dan Saeng ku saja.
Eomma dan Appa ku sedang ke Jepang. Mereka disana ada tugas bekerja, dan pulang
tiap 3 tahun sekali. Sangat sedih bukan? Aku dan Eonnie ku harus bekerja keras
agar dapat menghidupi keluarga ku dan menyekolahkan adikku. Saeng ku laki-laki,
ia masih duduk di kelas 4 SD”. Jawab Yuri lagi-lagi dengan suara sedih, kali
ini lebih sedih daripada tadi.
“Mianhehamnida,
Nuna. Aku sangat sedih mendengar nya, aku minta maaf. Aku tidak bermaksud untuk
mengungkit masalah keluarga mu, dan aku pun juga tidak tau. Maafkan aku ya
Nuna, Nuna jangan sedih lagi, oke?”. Kata Minho sambil memegang tangan Yuri dan
tersenyum kepada nya. Yuri pun heran sambil melihat tangan nya di pegang Minho.
“Eh iya, Minho aku tidak sedih lagi kok sekarang. Iya
aku tau kamu memang tidak tau masalah keluarga ku. Tapi, lain kali kamu jangan
tanya hal ini kepada ku lagi ya. Karena aku tidak mau kalo aku harus meneteskan
air mata lagi”. Jawab Yuri sambil sedikit tersenyum. Minho menganggukkan kepala
dan tersenyum juga.
Tak
terasa, mereka semua sudah sampai di depan rumah Jessica. Donghae turun
terlebih dahulu sambil membawa bunga untuk nya, dan mengetuk pintu rumah Sica
sambil menyebut namanya. Sedangkan Yuri dan Minho turun bersamaan setelah
Donghae. Yuri membawakan masakkan nya sendiri, sedangkan Minho membawa boneka
teddy bear yang Sica senangi.
Beberapa
lama kemudian, pekerja rumah tangga di rumah Sica membuka pintu dan
mempersilakan untuk masuk. Setelah itu, terlihat pembantu itu sedang
membangunkan Sica dari tidur nya.
“Yuri, Minho, HaePa.. kalian kesini untuk menjengukku?
Ah.. Jeongmal?”. Kata Sica dengan
wajah pucat dan suara agak serak, tapi berusaha untuk tetap ceria.
“Sica-ssi!!!!! Wajah mu pucat sekali.. kamu sudah
lebih baik? Apa perlu sekarang kita bawa kamu ke dokter?”. Jawab Yuri sambil
berlari kecil ke arah Sica dan memeluknya.
“Gwencahanaeyo.
Aku tidak apa-apa hanya sedikit lelah saja. Tidak, tidak usah bawa aku ke
dokter. Aku sudah lebih baik”. Kata Jessica. Lalu ia duduk di sofa bersama-sama
dengan Minho, Yuri dan Donghae.
“Sica, apa kau merasa lebih baik? Aku bawakan ini
untukmu. Kau makan buah-buahan ini ya agar kau cepat sembuh. Dan ini bunga
kesukaan mu”. Donghae menyerahkan semua pemberian dia dan Jessica terlihat
menyukai nya.
“Nuna, aku juga bawakan boneka teddy bear yang Nuna
suka. Nih Nuna”. Minho juga memberikan boneka yang baru ia beli tadi kepada
Sica.
“Ne Sica!!
Aku juga bawain nachos, kimchi, ramen buatan ku sendiri loohh!! Semoga kamu
suka yaaa”. Yuri juga memberikan bawaan nya untuk Jessica.
“Wah.. ini terlalu berlebihan. Banyak sekali yang
kalian berikan padaku. Maaf sekali udh ngerepotin kalian semua.. tapi, HaePa..
aku kan tidak suka melon, kenapa kamu memberiku buah-buahan yang kebanyakan
melon?”. Jawab Sica dengan sedikit sedih dan merenung.
“Melon itu buah yang mengandung vitamin. Kalo buat
orang sakit, sangat cocok kok. Apa perlu aku suapin? Supaya kamu mau makan
melon”. Tanya Donghae sambil mengelus rambut Sica. Dan Sica pun mengangguk
pelan sambil tersipu malu.
Donghae
pun menyuapi Sica. Awalnya, Sica sempat mual dan ingin muntah. Lama kelamaan ia
pun menyukai juga. Minho dan Yuri hanya tertawa dan tersenyum. Donghae
memutuskan untuk tinggal di rumah Sica beberapa hari, begitupun dengan Yuri dan
Minho juga beranggapan sama.
“Yuri Nuna, kita jalan-jalan keluar sebentar yuk. Aku
bosan disini hahaha”. Tanya Minho kepada Yuri sambil sedikit menunduk. Donghae
dan Sica hanya saling bertatapan, tersenyum dan menatap Minho.
“Hahaha, kamu iri dengan kita berdua Minho? Makanya
kamu ingin mengajak Yuri?”. Goda Sica dan Donghae. Yuri pun menunduk malu.
“Ah tidak tidak. Kalian ini kenapa. Ayo Nuna, kau mau
tidak?”. Tanya Minho lagi. Yuri pun mengangguk dan segera mereka naik ke dalam
mobil.
Di
dalam mobil, sudah mulai tidak hening lagi. Sekarang Minho sudah menyetel kaset
kesukaan dia. Dan terdengan lagu “Just
The Way You Are – Bruno Mars” dan Minho sedikit demi sedikit mulai
bernyanyi. Yuri pun menengok ke arah Minho sambil tersenyum, dan begitu pun
sebaliknya. Akhirnya, Yuri pun terangsang untuk ikut bernyanyi. Dan akhirnya
mereka berdua bernyanyi bersama.
Setelah
bernyanyi, mereka ngobrol-ngobrol lagi dan berhumor yang memecahkan keheningan.
“Minho, sebenarnya kau ingin membawa ku kemana?
Sepertinya kita sudah meninggalkan Busan dan Seoul”. Tanya Yuri heran sambil
menengok kanan-kiri ke jalan.
“Aku akan membawa Nuna ke tempat yang indah banget
Nun. Aku yakin pasti Nuna suka. Memang jarak tempuh nya agak lumayan jauh sih
sabar ya Nun”. Jawab Minho sambil tersenyum pada Yuri.
“Tempat apa? Aku jadi penasaran Minho.. ingin rasanya
cepat sampai”. Kata Yuri sambil sedikti tidak bersabar.
Tak
terasa, tempat yang di tuju pun sudah sampai. Disini terlihat tempatnya tidak
begitu sepi dan tidak begitu ramai pula. Mayoritas yang berkunjung ke tempat
itu adalah para remaja-remaja. Bahkan ada pula yang mengadakan birthday party
nya di tempat ini. Sebenarnya apa sih tempat ini? Yuri terus bertanya-tanya
dalam hati nya.
“Nah, sudah sampai Nuna! Tempat ini bagus kan? Seperti
panorama di Bali, Indonesia ya? Ini memang tempat nya banyak orang yang tidak
begitu tau. Karena jarak tempuh yang jauh dari pusat kota, selain itu tempat
ini lebih indah dari Nami dan Jeju Island. Ayo masuk, pasti Nuna suka tempat
ini”. Kata Minho sambil menggandeng tangan Yuri.
Mereka
jalan memasuki pintu gerbang tempat tersebut. Di sana terdapat tulisan “Highfield Park”. Yuri melihat tulisan
itu dan langsung menyerap kata itu dalam pikiran nya. Sekiranya, dari nama saja
Yuri sepertinya sudah tau tempat ini seperti apa. Minho membeli tiket masuk
seharga 80 won untuk satu orang.
Mereka
memasuki area depan. Karena, di HP (Highfield Park) terbagi dalam 3 area yang
setiap area di sesuaikan dengan tema. Area pertama yang Yuri dan Minho kunjungi
yaitu area “Dreamland”. Disini mereka
bisa berimajinasi ria dan bermain sepuasnya layak nya anak kecil.
“Nuna.. apa
kau suka tempat ini? Ini baru area pertama Nun. Masih ada 2 area lagi yang
harus kita kunjungi”. Kata Minho sambil sedikit tertawa.
“Hehehe.. Ne,
aku suka tempat ini. Tapi, bisakah kita ke area selanjutnya? Hehe aku tidak
menyukai area ini, terlalu childish”.
Jawab Yuri dengan senyum terpaksa.
“Oke, kalo itu mau mu Nuna. Tapi, aku ingin membeli
lollipop untuk kita di booth sebelah sana. Ayo ikut aku nun”. Minho lalu mengajak
Yuri ke booth lollipop dan Yuri pun mengikut.
Sambil
memakan lollipop, mereka juga terus berjalan untuk sampai ke area kedua. Di
tengah perjalanan, area pertama ini sangat rame pengunjung terutama anak-anak. Yuri
memang sangat menyukai anak-anak, sehingga sesekali ia mengajak anak kecil
bermain sebentar.
5
menit kemudian, mereka berdua sampe di area kedua. Area kedua ini lumayan rame,
tapi tidak se-rame area pertama tadi. Area ini bertemakan “Paradise Land”. Tempat ini kebanyakan diisi oleh para remaja yang
sedang asyik berpesta di sore hari. Ada yang sedang ngobrol sambil minum-minum,
ada yang sedang berenang, ada yang membuat foto buku tahunan disini juga.
“Minho.. aku suka tempat ini. Disini kita bisa
merasakan keakraban dari pertemanan. Coba saja, kalo Sica dan Donghae Oppa bisa
kita ajak kesini. Pasti sangat seru deh”. Celetuk Yuri sambil sedikit sedih dan
kecewa.
“Iya Nuna. Aku janji, jika Sica Nuna sudah sembuh, aku
akan mengajak kalian semua ke sini lagi. Oke? Kau boleh pegang janji ku kok Nun”.
Jawab Minho sambil tersenyum dan mengelus rambut Yuri.
“Minho, aku sedikit lelah. Bisa kah kita beristirahat
sebentar di café sebelah sana? Aku ingin makan sedikit snack dan minum yang
hangat-hangat”. Kata Yuri sambil memohon manja kepada Minho.
“Boleh Nuna, apa pun yang Nuna mau aku turuti. Ayo
kita kesana”. Jawab Minho.
Mereka
berdua sampe di “Takigawa Café”. Café
ini bertema Jepang, dan seluruh pelayan pun mengenakan kimono, baju khas
Jepang. Café ini tak hanya menyediakan masakan ala Jepang. Tetapi disini ada
Western, Korea, Asia. Salah satu nya, di café ini terdapat Nasi Goreng ala
Indonesia dan Sate Ayam ala Indonesia. Dua makanan itu termasuk salah satu
makanan yang laris dan banyak di gemari di sana.
“Saya mau pesan Ocha dan Banana Split. Kau mau pesan
apa Minho?”. Kata Yuri kepada seorang pelayan lelaki di café sana.
“Saya ikutin pesanan couple saya aja ya”. Jawab Minho
ramah kepada sang pelayan.
Yuri
sempat kaget dan memperhatikan wajah Minho ketika ia menyebut Yuri sebagai
“Couple” nya. Tapi, Yuri mencoba untuk melupakan kejadian aneh tadi. Beberapa
saat kemudian makanan pesanan mereka sudah datang. Di sela-sela makan mereka
mengobrol bersama, dan sempat untuk ber-selca
bersama.
“Nuna, setelah ini kita ke area ketiga ya. Area yang
paling di utamakan di tempat ini. Dan aku ingin mengajak kau kesana sebelum
sunset tiba. Jadi, sekarang kita harus cepat. Kau siap kesana sekarang?”. Tanya
Minho sambil menghabiskan ocha nya.
“Sunset? Ooo.. keren sekali!! Aku penasaran. Yasudah,
ayo kita jalan kesana sekarang. Seperti nya sudah hampir petang dan matahari
mau tenggelam”. Ajak Yuri sambil bergegas dan merapikan tas nya.
Tak
terasa, mereka sudah sampai di area yang terakhir. Dengan tema “Romantic Land”. Area ini sangat berbeda
dengan area lain. Disini, Yuri bisa merasakan suasana yang nyaman, sangat
romantis dan dengan panorama yang begitu indah. Dan lagi di iringi dengan
lantunan musik “Endless Love – Diana Ross
& Lionel Richie”. Yuri pun sempat terkagum dengan tempat ini. Ternyata
benar apa kata Minho, tempat ini lebih indah daripada tempat yang sangat indah
di Korea.
“Nuna… tempat ini sangat bagus kan? Aku tidak bohong
kan Nun? Lihat saja pemandangan disini dan orang di sekitar kita”. Tanya Minho
dengan evil smile sambil membelai dagu Yuri dengan penuh kelembutan.
“Iya Minho. Kau benar, aku sangat menyukai tempat ini.
Lalu, apa yang akan kita lakukan disini?”. Jawab Yuri dengan sedikit menunduk
karena agak takut melihat wajah Minho dengan evil smile nya.
“Seperti yang tadi aku bilang, Nuna. Kita akan
menunggu sunset tiba, setelah itu aku akan memberikan kau sebuah surprise yang
mungkin tak akan kau lupakan selama nya”. Kata Minho sambil tersenyum ke arah
matahari yang hampir tenggelam.
“Minho. Kau ini pria yang sangat tampan, menarik dan
baik juga ramah. Jujur, selama ini aku menaruh hati dengan mu walau sebenarnya
aku malu untuk mengungkap nya”. Celetuk Yuri tiba-tiba yang membuat Minho
memandang wajah Yuri lama dan membalikkan badan Yuri menghadapnya.
“Jinjja?
Apakah yang kau katakana tadi itu benar? Aku juga sebenarnya sama dengan mu
Nuna. Kau wanita cantik, baik hati dan memiliki hati yang sangat cantik pula
seperti rupa-mu. Saranghaeyo, Yuri
Noona”. Kata Minho sambil memeluk erat Yuri dan ia pun menyambut pelukan
dari Minho sambil sedikit menitikkan air mata.
Tak
berapa lama kemudian, sunset pun mulai tiba. Minho melepaskan pelukan nya dari
Yuri dan memandang ke arah sunset dan menarik dagu Yuri sedikit. Mereka saling
berpandangan mata satu sama lain. Begitu sunset tiba, Minho berkata “Sarangaheyo Noona” pada Yuri, dan Yuri
pun berbalas berkata “Ne, saranghaeyo
Minho”.
Perlahan
tapi pasti, Minho mendaratkan ciuman nya di bibir Yuri. Mungkin ini adalah first kiss mereka berdua. Ciuman ini
begitu lembut, hangat, dan sungguh indah juga romantis. Tak ingin Yuri
melupakan moment yang begitu indah ini, begitu pun dengan Minho. Setelah mereka
puas berciuman, lalu mereka berpelukan kembali dan bertatapan mata kembali.
“Noona, aku sangat menyukai mu dan sangat mencintai mu
setulus hati ku. Mau kah kau menjadi couple ku?”. Kata Minho sambil berlutut di
depan Yuri, memegang tangan Yuri dan memberikan kalung dengan liontin berbentuk
hati yang di dalam nya da foto Minho.
“Ne.. ya
Minho, aku mau menjadi pendamping hidup mu sampai maut memisahkan kita”. Jawab
Yuri sambil sedikit menangis dan mengambil kalung itu. Minho langsung bangun,
megusap air mata Yuri dan kembali memeluknya.
“Kamsahamnida
Nuna. Neomu Sarangaheyo. Walaupun
kita berbeda usia yang tidak begitu jauh, tapi aku tetap cinta dengan mu Nuna”.
Kata Yuri sambil tersenyum bahagia.
“Ya. Walaupun kau saeng
ku juga, aku tetap mencintai mu. I love
you too”. Jawab Yuri sambil tersenyum lembut.
“Kalung berliontin ini akan ku pasangkan di leher
Nuna. Jika Nuna kangen dengan ku, kau bisa membuka liontin ini, karena di
dalamnya ada foto ku. Sini aku pasangkan”. Minho lalu mengalungkan kalung
liontin itu pada Yuri. Dan Yuri pun mengangguk pelan.
“Nuna, kau terlihat lebih cantik dengan wajah mu
natural non make-up, dan dengan kalung liontin pemberian ku itu. aku harap kau
bisa menyimpan dengan baik kalung liontin itu dan jangan pernah abaikan kalung
itu”. kata Minho sambil mengelus kepala Yuri.
“Ya Minho. Aku berjanji aku akan terus menjaga dan
memakai kalung pemberian mu ini. Tak akan ku biarkan hilang ataupun rusak
bahkan pecah. Terima kasih banyak Minho. Kau sudah memberiku kalung liontin
ini. Aku sangat menyukai nya, dengan warna sapphire
blue kesukaan ku”. Jawab Yuri sambil memegang dan mencium kalung liontin
itu.
“Oke Nuna, sekarang ayo kita pulang ke rumah Sica
Nuna. Aku yakin pasti dia sudah mencari kita”. Ajak Minho ke Yuri sambil
menggandeng tangan nya dan menyandarkan kepala Yuri ke bahu nya.
Highland Park, Romantic Land menjadi saksi cinta mereka berdua. Hari ini adalah
hari ter-spesial untuk 2 pasangan yang baru menjalani tali kasih satu sama
lain. Mereka jalan bersama menuju parkiran dan pulang ke rumah Jessica.
CHAPTER 3
Pagi telah tiba. Sinar matahari menyinari kamar
SicaYuri dan DonghaeMinho. Yuri terbangun lebih dulu bersama dengan Minho.
Sementara itu, karena Yuri tau Sica susah dibangunkan dari tidur nya dan ini
masih pagi, ia tidak ingin membangunkan Sica dari tidur pulasnya.
Yuri
keluar kamar dan menuju dapur untuk membuat sarapan untuk semua nya. Bersamaan
dengan itu, Minho juga keluar kamar karena ingin mencuci muka nya. Ketika Yuri
keluar kamar, Minho menyapa Yuri dengan memangil “Chagi,eottokhae jinae?” sambil mencium kening Yuri dan memeluk Yuri
dengan hangat nya.
“Minho-ya.. aku baik-baik saja sayang, bagaimana
dengan dirimu?”. Jawab Yuri dengan suara yang sedikit serak dengan senyuman
manis di bibirnya.
“Aku juga sama dengan mu sayang. Nuna, ada apa dengan
suara mu? Apakah kamu sakit?”. Tanya Minho panik sambil memegang kening dan
leher Yuri.
“Aniyo.. aku
tidak.. uhuuk uhukk.. apa-apa kok Min.. uhuuuk..uhukkk… Minho. Aku hanya
sedikit batuk saja uhuuk..uhuukk..”. Jawab Yuri sambil terbatuk-batuk.
“Nah, Nuna kau jangan berbohong pada ku. Jika kau
sakit, aku akan membelikan obat untukmu. Atau perlu kita ke dokter?”. Kata
Minho sambil melihat muka Yuri dengan panik.
“Sudah sudah jangan terlalu berlebihan.. aku tidak
apa-apa sayang. Aku hanya sedikit lelah dan sedikit batuk saja. Sebentar ya aku
ingin ke dapur mau bikin sarapan untuk kalian?”. Kata Yuri yang berusaha untuk
tetap ceria.
“Aku boleh ikut, Nuna? Aku ingin memasak bersama mu”.
Minho yang berkata manja di depan Yuri, dan membuat Yuri sedikit tertawa.
“Memang nya kau bisa masak? Hahaha tau apa kau soal
masakkan? Kau kan hampir sama sekali
tidak pernah memasak”. Jawab Yuri dengan nada menyindir dan senyuman yang
menyindir pula.
“Kau ini, Nuna. Aku serius aku bisa kok masak. Aku
pernah memasak ramen untuk Appa dan Umma ku”. Kata Minho sambil sedikit
menyombongkan diri.
“Hahaha mulai kan sifat sombong mu muncul lagi. Iya
sayang ya sudah ayo sini ikut aku masak ke dapur”. Kata Yuri sambil mencubit
pipi Minho dan menarik tangan nya.
Minho
pun mencium tangan Yuri dan mereka berdua akhirnya memasak sarapan pagi
bersama. Menu kali ini yang akan kalian masak yaitu “A sunny-side-up egg” dengan drink nya yaitu “Sparkle Punch”. Resep makanan itu Yuri dapatkan dari teman nya yang
asli berasal dari Amerika dan sudah tinggal di Korea selama kurang lebih 24
tahun menjadi koki. Dia adalah “Stephany Hwang”. Resep makanan itu adalah salah
satu dari sekian banyak resep yang berasal dari New York, yang ia dapatkan dari
Tiffany.
“Nuna.. hari ini kita mau masak apa?”. Kata Minho
dengan bersemangat.
“Umm.. aku ingin memasak menu yang berbeda dari yang
lain. Makanan nya itu namanya umm.. ohiya! A
sunny-side-up egg, trus minumannya Sparkle
Punch. Itu menu dari New York. Aku belajar dari Tiffany, teman SMA ku
dulu”. Jawab Yuri sambil mencari resep di iPhone nya.
“Wah! Nama nya keren banget Nun!! Hahaha kalo gitu
kita nanti bisa sombong-sombong dong ke Sica nuna dan Donghae hyung. Ayo nun!
Kita buat sekarang. Bahan nya apa saja?”. Kata Minho dengan tidak sabar ingin
mulai masak.
“Oke. Kita buat A
suny-side-up egg dengan 4 porsi ya. Kita butuh umm.. 4 butir telur, 1
sendok makan minyak, garam, merica. Untuk tambahan nya aku mau kita menggunakan
sosis dan beberapa sedikit salad. Yaitu irisan kecil wortel, kembang kol dan
daun mint”. Jawab Yuri sambil membaca resep yang tertera di iPhone nya. Dan Minho
segera menyiapkan bahan-bahan yang di sebut Yuri.
“Sip. Bahan-bahan sudah ku siapkan semua Nun! Ayo
sekarang kita mulai memasak!!!”. Kata Minho sambil sedikit loncat karena
kesenangan dan sedikit berteriak. Untung aja Jessica dan Donghae tidak
terbangun.
Yuri
menggoreng telur dan sosis. Sementara Minho, dia mengiris tipis-tipis
bahan-bahan yang di gunakan untuk salad. Di tengah-tengah mereka memasak, mereka
masih menyempatkan untuk saling bercanda, dan Yuri juga sedikit membuat lelucon
yang membuat Minho tertawa terbahak-bahak. Karena tawaan Minho itu, Jessica dan
Donghae sempat terbangun.
“Aduh… kalian berdua ini ngapain sih masih pagi gini
kok malah teriak-teriak. Menganggu ku tidur saja. Aku masih ngantuk sekali
ini”. Kata Jessica keluar dari kamar nya sambil mengucek-ngucek mata dan
cemberut.
“Maaf Nuna. Tadi abisnya si Yuri Nuna lagi lelucon dan
itu sangat lucu makanya aku tertawa Nuna. Mianhehamnida
Nuna”. Jawab Minho sambil menunduk ketakutan. Karena ia tau, jika Jessica sudah
marah, siapapun akan terkena semprotan marah nya.
“Ya sudah tidak apa-apa. Omong-omong kalian sedang apa
di dapur?”. Tanya Jessica sambil mendekat ke mereka karena penasaran.
“Kita sedang membuat masakan untuk sarapan nya kita
semua Sica. Ini ada A sunny-side egg
sama Sparkle Punch buat minuman
penutup”. Jawab Yuri sambil masih terfokus dengan masakannya.
“Hah? Tau darimana kau resep itu? Resep makanan itu
hanya bisa di temukan di New York saja. Dulu ketika aku masih tinggal di N.Y.
eomma ku sering membuat kan ku dan adikku, Krystal masakan itu”. Kata Jessica
sambil melongo karena kaget.
“Aku dapat resep ini dari temanku, Tiffany. Dia chef
andalan di N.Y. dan dia sudah tinggal di Korea selama 24 tahun, dia teman SMA
ku Sica”. Jawab Yuri dengan penuh keyakinan.
“Siapa??? Tiffany? Apakah dia Stephanie Hwang???”.
Tanya Sica dengan penuh penasaran.
“Yap! Betul banget itu Sica. Apakah kau mengenali
nya?”. Yuri bertanya kembali kepada Sica. Dan kini benar saja masakkan itu
sudah selesai juga.
“Ha.. dia itu teman lamaku di N.Y. appa ku dan appa
nya adalah teman bisnis. Suatu ketika bisnis mereka pindah ke cabang Korea.
Akhirnya aku dan keluarga ku juga ikut pindah ke Korea. Dan aku juga sempat
satu sekolah dengan Ppany sampe jenjang SMP. SMA kita berpisah, dan kuliah kita
di satu kampus dengan jurusan berbeda. Ia dengan jurusan tata boga, aku dengan
jurusan akutansi. Hari rabu besok, aku akan melamar kerja di salah satu
perusahaan negri internasional di Incheon. Doakan aku ya semoga aku bisa di
terima di sana”. Jessica pun bercerita sedikit tentang sejarahnya mengapa ia
bisa berada di Korea.
“Iya Sica!! Aku yakin kamu pasti bisa!! Hwaiting!!”. Jawab Yuri dengan
menyemangati. Begitu pun dengan Minho ia menyemangati juga.
Donghae
pun ikut terbangun dari tidurnya. Akhirnya, Minho mengajak mereka semua untuk
berjogging di komplek rumah Jessica, karena mumpung masih pagi, cuaca mendukung
dan udara pun segar. Yuri terpaksa meninggalkan masakan nya. Dan ia terpesan
kepada pembantu Sica supaya masakkan itu tidak boleh di sentuh sedikit pun.
Karena ia ingin benar-benar membuat masakkan itu dengan karya nya sendiri.
Jogging
di komplek rumah Jessica memang sangat enak. Karena sudah ada road track khusus bagi pejogging, dan
yang ingin bersepeda. Suasana di komplek sangat nyaman, teduh, sejuk, asri juga
tidak begitu banyak pengunjung.
“Hah… sejuk sekali ya disini.. baru kali ini loh aku
jogging bersama-sama kalian. Biasanya aku selalu jogging sendiri disini”. Kata
Jessica sambil sedikit ngos-ngosan.
“Iya Sica. Disini enak sekali. Jarang-jarang loh aku
jogging seperti ini di rumah ku. Karena memang rumah ku bukan komplek seperti
rumah mu. Dan kalo pun aku mau jogging,
aku harus berjalan jauh untuk mencapai ke lapangan yang biasa orang pake buat
jogging”. Jawab Yuri dengan sangat lelah.
“Hohoho.. tapi kan kita bisa sehat kalo kayak gini
tiap pagi, ladies. Lagi pula daripada
di rumah kita gaada kerjaan lebih baik kita seperti ini saja tiap pagi”. Kata Donghae
sambil mengelap keringat.
“Yap. Betul sekali itu Hyung. Nah abis jogging, kita
jangan langsung sarapan dulu. Lebih baik kita istirahat sebentar menghilangkan
keringat. Lalu sarapan. Dan juga jangan terlalu berlebihan ya. Hehe”. Kata
Minho menasehati.
“Iya Minho bawel. Kau ini, sudahlah tidak usah
menasihati kami”. Celetuk Jessica di saat Minho belum selesai berbicara.
“Eh.. iya Nun maaf”. Jawab Minho sambil menundukkan
kepala.
“Sudahlah kalian ini.. tidak usah di bahas lagi
masalah itu. udah, sekarang kita lanjutkan lagi ya udah mau sampe tuh”. Kata
Yuri sambil lari duluan.
Tak
terasa 5 menit kemudian mereka sudah sampai di rumah Jessica. Sesudah nya
mereka sampai, Yuri kemudian menyiapkan makanan yang tadi ia buat bersama Minho
di meja makan, sekaligus membuat Sparkle
Punch nya.
“Hei kalian.. ayo sini aku sudah menyiapkan sarapan
untuk kalian. Nih mumpung masih hangat”. Kata Yuri memanggil dari dapur.
Jessica, Donghae, dan Minho segera menuju meja makan.
“Yuri-ssi…
masakkan apa ini? Seperti nya ini masakan western. Wah kau hebat sekali bisa
memasak ini”. Donghae terkagum melihat makanan tersebut di meja makan. Dan
membuat Jessica sedikit envy.
“Itu makanan N.Y. Oppa. Kau tidak tau? Dulu semasa aku
di N.Y. aku sering membuat masakan ini. Namanya A-sunny-side-up egg & Sparkle
Punch”. Jawab Jessica dengan sombong-nya.
“Oh.. sangat bagus. Lalu Sica, kalo kamu tau masakan
itu kenapa kau tidak membuatkannya untukku?”. Tanya Donghae dengan nada
menyindir.
“Eung… umm.. tadi.. itu… tadi aku mau buat bersama
Yuri, tetapi Minho tidak membangunkanku jadi aku terlambat deh”. Jawab Jessica
gugup sambil memberikan tanda wink
kepada Minho. Dan Minho pun mengangguk.
“Sudah sudah.. itu benar oppa apa yang di katakana
Sica. Sekarang kita makan aja yuk dulu keburu nanti makanan nya sudah dingin
nanti tidak nikmat lagi”. Kata Yuri sambil mengambilkan makanan untuk semuanya.
Mereka
semua makan dengan santai dan lahap. Sampai-sampai saking lahap nya, Donghae
pun menambah A-sunny-side-up egg buatan Yuri. Ketika makan mereka sudah
selesai, mereka semua menuju ruang santai. Ruangan di rumah Sica, yang dimana
di dalam ruangan itu adalah ruangan yang Sica gunakan untuk bersantai jika
tidak ada pekerjaan. Semua tersedia disana, 2 buah sofa tidur, 1 buah tv lcd
beserta dvd,cd player, radio dan game, ac, macbook dan lain-lain nya.
Minho
mengajak Donghae bermain game bersama nya. Sementara Yuri dan Sica mereka
berdua asyik dengan macbook Jessica untuk ber-selca bersama. Sesudah itu, mereka bersantai di sofa sambil
menikmati snack yang baru Sica beli kemarin.
“Um.. Yyul.. aku boleh bertanya sesuatu tidak? Tapi
tolong kamu jawab jujur yaa”. Jessica bertanya kepada Yuri di sela-sela
menikmati snack nya.
“Boleh kok Sica. Kamu mau tanya apa?”. Jawab Yuri
dengan tersenyum.
“Sebenarnya apakah kamu telah berpacaran dengan
sepupuku Minho? Aku liat akhir-akhir ini kalian berdua sangat dekat dan sangat
akrab sekali”. Tanya Jessica dengan penasaran.
“Hah? Kkaa..kamu.. tau darimana Sica? Ya memang 2 hari
yang lalu aku telah menjalin hubungan dengannya. Dia menembak ku saat kami
sedang di Highland Park, Incheon”.
Jawab Yuri sambil terus makan snack.
“Tuhkan benar saja firasat ku.. yaa chukkae ne!! make it last forever!!!. Kalian berdua memang cocok kok”. Kata Jessica
menyelamati Yuri. Yuri pun tersenyum lebar.
“Waaaa gomawoyo
Sica!! Amiin.. semoga kau dengan Donghae Oppa juga yaa sampe ke jenjang yang
lebih serius. Hehe”. Jawab Yuri sambil memeluk Jessica. Jessica pun tersenyum.
Di
balik percakapan mereka, Donghae mendengar semua nya. Dan Minho pun terlihat
menunduk malu. Donghae pun senyum-senyum kepada Minho dan kepada Yuri. Begitu
pun Yuri, ia terlihat sangat malu.
“Yaa!! Minho-ssi!!
Apakah itu benar yang di katakana Yuri?”. Tanya Donghae dengan serius dan mem-pause game nya.
“Nee.. Hyung.
Itu benar apa yang di katakana Yyul Nuna. Aku memang sudah menjalin hubungan
dengannya”. Jawab Minho sambil menunduk.
“Kalo begitu… selamat yaa!! Semoga kalian langgeng
sampe maut memisahkan. Hahaha”. Kata Donghae sambil bersalaman dengan Minho dan
memeluk Minho.
Lalu
mereka semua melanjutkan aktivitas mereka lagi seperti semula. Tapi lain ini
beda. Donghae dan Minho tetap fokus dengan game mereka yang berada di loteng,
sementara Yuri, kini dia sedang mengajarkan Jessica masak untuk makan malam di
dapur.
“Yyul.. ajari aku ya bagaimana cara memasak. Hehe
abisnya aku tidak terlalu bisa memasak”. Kata Jessica manja kepada Yuri dan
sambil memberikan puppy-eyes nya.
“Hahaha iya kau ini. Yaudah sekarang kita masak yang
simple aja deh Sic. Kalo makan malam terlalu berat ga baik juga sih untuk berat
badan kita. Jadi hari ini kita mau masak apa?”. Tanya Yuri kepada Jessica.
“Sebentar ya.. aku liat resensi masakan dulu di lists
ku”. Jawab Jessica sambil mengeluarkan iPhone nya dan mencari-cari referensi
makanan yang enak.
“Nah!! Ini dia.. bagaimana kalo kita memasak Beef
Teriyaki sama Chicken Katsu aja? Ini makanan ringan kok ga terlalu berat. Lagi
pula ku lihat steps nya mudah juga tidak terlalu sulit”. Kata Jessica sambil
menunjukkan resep itu kepada Yuri.
“Ya!!!! Aku setuju ini semua masakan Jepang kan? Tapi
Sica, bahan-bahan nya seperti jarang kamu punyai”. Jawab Yuri sambil sedikit
kebingungan.
“Oh iya.. kamu benar. Umm.. bagaimana kalo kita beli
aja di Japan Supermarket? Memang jauh sih jarak nya”. Kata Jessica sambil
sedikit kecewa.
“Kenapa kita gak ganti menu aja Sic? Daripada kita
repot-repot? Ya tapi sih itu terserah kamu saja. Kan tinggal aku yang ajari
kamu”. Yuri berkata seperti itu pada Jessica. Dan membuat Jessica berpikir
lama.
“Gapapa kan kalo kita tetep sama menu ini? Sekali-kali
Yyul kita makan ala Jepang. Korea+Western kan kita udah sering. Yang ini kita
jarang. Yaudah deh sekarang kita berangkat aja naik mobilku”. Jawab Jessica
sambil mengajak Yuri dan Yuri mengangguk sambil tersenyum sedikit.
Perjalanan
yang mereka tempuh untuk sampai ke supermarket itu selama 25 menit, itu di
tempuh dengan jalanan yang lancar. Jika jalanan macet, mungkin perjalanan
mereka bisa sampai 45-50 menit. Tak terasa mereka sudah sampai, dan Jessica
memarkirkan mobil nya di dekat pintu masuk supermarket.
“Jessica.. apa yang harus kita beli sekarang?”. Tanya
Yuri ketika sudah memasuki supermarket. Supermarket ini sangat sepi sekali
pengunjung. Mungkin karena ini jam siang, dan waktu nya orang beristirahat jadi
orang-orang malas untuk keluar rumah.
“Kita bagi tugas saja, ne? karena aku tidak bisa memilih daging sapi yang segar, jadi aku
beli bahan-bahan untuk Chicken Katsu. Kamu beli untuk Beef Teriyaki ya?”. Jawab
Jessica sambil mencari-cari resep nya.
“Umm.. boleh boleh. Ya sudah sekarang aku ke tempat
daging dulu ya Sica. Kita bertemu lagi di tempat ini saja. Karena supermarket
ini sangat luas”. Kata Yuri. Dan Jessica pun mengangguk.
Mereka
akhirnya berpisah. Yyul ke tempat daging, sedangkan Sica ke tempat bumbu dapur.
Disana ia membeli tepung terigu, garam dan bahan-bahan masakkan lain yang
sekira nya tidak ada di dapur nya. Sementara Yuri, sekarang ia sedang menimbang
daging yang akan di beli nya. Setelah itu, ia menuju tempat sayuran untuk
membuat sedikit salad.
Japan
Supermarket ini sebenarnya tidak hanya menyediakan bahan makanan yang berasal
dari Jepang. Namun, ada dari China, Thailand, Thaiwand bahkan Western pun ada
beberapa disini. Pada musim Autumn,
supermarket ini lebih ramai pengunjung dari musim-musim lain nya. Sayangnya,
saat ini Korea sedang musim Winter,
jadi mungkin agak sepi pengunjung.
“Yeobbosaeyo… Yuri…
kau dimana? Aku sudah selesai berbelanja. Ayo kembali ke tempat tadi. Aku
tunggu disini ya”. Kata Jessica di telpon kepada Yuri.
“Yeobbosaeyo. Ne
Sica, aku sedang di Ice Cream Booth. Tidak jauh kok dari tempat mu 3 menit
lagi ya aku kesana. Kau disana saja”. Jawab Yuri sambil mematikan iPhone nya.
3
menit berlalu. Yuri menghampiri Sica yang menunggu di tempat awal kedatangan
mereka. Yuri melihat Sica sedang memilih beberapa snack, cokelat dan beberapa
permen.
“Jessica-ssi..
aku sudah selesai nih. Bagaimana dengan mu?”. Tanya Yuri yang membuat Sica
sedikit kaget.
“Ya!! Kau
membuatku kaget. Aku sedang mencari sedikit snack untuk kita persediaan. Kalo
kamu mau, ambil saja nanti aku yang bayar”. Jawab Sica sambil terus memilih
snack.
“Ah.. Aniyo. Tidak
usah, lagipula ini aku sudah membeli 3 box Ice Cream, dan beberapa bungkus Ice
Cream batangan. Nanti belanjaanku ini biar aku yang bayar sendiri”. Kata Yuri
sambil memperlihatkan es krim belanjaannya
“Ok.. sudah yuk sekarang kita ke kasir. Aku ingin
cepat-cepat masak Yyul”. Ajak Jessica pada Yuri.
Untung
saja, dari 8 kasir yang tersedia, semua kasir hampir saja kosong tidak terlihat
antrian panjang, tidak seperti biasanya. Sesudah membayar, mereka segera
pulang.
“Yyul.. kau ingin berhenti di Starbucks Cofee tidak?
Kita Drive Thru aja. Abisnya aku haus. Kita pesan yang hangat saja, mau?”. Kata
Jessica di tengah perjalanan pulang.
“Oh yasudah Sica. Aku terserah kamu saja. Minho dan
Hae Oppa kita belikan juga tidak?”. Jawab Yuri sambil memakai sebelah earphone.
“Iya kita pasti beliin mereka. Yuk kamu mau pesan apa?
Aku Cappuchino Latte. Kau? Minho suka apa? Kalo Hae Oppa sih sama seperti ku”.
Tanya Jessica.
“Umm.. aku Vanilla Latte hangat, kalo Minho dia suka
Moccachino Latte, Sica”. Jawab Yuri.
“Ok, sebentar ya aku pesan dulu”. Kata Jessica sambil
tersenyum.
Pesanan
sudah datang. Dan saat nya mereka kembali ke rumah. Sesampai nya di rumah,
Jessica langsung cuci tangan, dan berganti baju ala chef. Yuri juga sama dengan
Sica mereka mengganti baju masing-masing. Melihat hal ini, Minho dan Donghae
yang sedang berjemur di teras atas sangat kebingungan.
“Minho-yya..
coba kau lihat si Sica dan Yuri. Mengapa mereka berdandan seperti itu? Jarang
sekali ya..”. Kata Donghae sambil melepas kacamata hitam nya.
“Hahaha iya Hyung. Mereka terlihat sangat aneh. Kita
turun saja yuk, aku penasaran ada apa dengan mereka”. Jawab Minho sambil
mengajak Donghae menuruni tangga.
Minho
dan Donghae masih dalam keadaan tidak memakai baju. Hanya memakai boxer saja.
Dan mereka terlihat sangat seksi dengan abs kecoklatan mereka yang berbentuk
kotak-kotak.
Sesampainya
di dapur, Jessica dan Yuri dibuat menganga dengan tubuh seksi Donghae dan
Minho.
“Hey Ladies.. sedang apa kalian disini?”. Tanya
Donghae dengan sangat menggoda dan mendekat ke arah Jessica.
“Mengapa pakaian kalian seperti ini?”. Tanya Minho
juga dengan sangat menggoda sambil mendekat ke arah Yuri.
“Umm… kkk..kaamiii.. se…sedd…sedang memasak Oppa..
kkaauu kkenaappa.. tidak memakai bbaa juju?”. Jawab Jessica dengan sedikit
gugup.
“Ne Oppa.
Kkaliian.. terlihat seksiii”. Jawab Yuri sambil menunduk malu. Yang membuat
Donghae dan Minho saling berpandangan dan tertawa.
“Hei.. kalian ini kenapa? Kok kalian sangat terlihat
gugup sih.. terutama kau, Jessica”. Kata Dongahe sambil mencolek dagu Sica.
“Haha… kalian tidak terbiasa melihat kami seperti ini?
Oke, kalian tunggu disini ya? Aku akan bawakan baju untukku dan Hae Hyung”.
Jawab Minho sambil meninggalkan mereka semua.
Suasana
di dapur sangat tegang sekaligus sangat hot. Karena memang dua lelaki tampan
itu sudah berhasil membuat Jessica dan Yuri tergoda dengan ke seksian tubuh
mereka dan abs mereka, juga sixpact nya mereka.
“Nih Hyung, pakai baju mu”. Kata Minho sambil memberi
baju kepada Dongahe. Mereka sudah memakai baju sekarang.
“Nah. Kita sekarang sudah memakai baju. Boleh kami
membantu kalian memasak?”. Jawab Dongahe.
“Boleh saja Oppa. Ayok sekarang kita masak berempat!!
Seperti nya nanti akan seru”. Kata Jessica sambil sedikit teriak dan melompat.
“Tapi, Jessica. Gimana kalo kita memasak berdua saja.
Kalian ingin membuat Beef Teriyaki kan? Aku dan Minho mencoba buat dessert nya
deh.. umm.. apa ya Minho?”. Kata Yuri sambil menoleh ke arah Minho. Jessica dan
Donghae saling berpandangan dan mereka tersenyum.
“Terserah kamu aja chagi.. aku ikutin kamu saja. Nih
gunakan iPad baruku silakan kamu mencari inspirasi”. Jawab Minho sambil memberi
iPad ke Yuri dan mengusap pelan rambut Yuri.
“Thanks chagi”. Jawab Yuri sambil tersenyum senang.
Sambil
Yuri sedang mencari-cari inspirasi, Jessica dan Donghae terlihat sudah memulai
memasak Beef Teriyaki. Minho masih mencari inspirasi dessert bersama Yuri
sambil memeluk Yuri dari belakang.
“Minho.. bagaimana kalo kita buat ini saja? Choco
Banana Stick. Gampang banget loh buatnya. Aku sering buat ini , tanpa resep pun
aku bisa”. Kata Yuri dengan senang.
“Ok, yuk kita masak sayang”. Jawab Minho.
Mereka
berempat masak bersama-sama. Yuri dan Minho telah selesai memasak. Karena
memang bahan-bahan yang mereka butuhkan sangat sedikit, dan waktu memasak pun
hanya 15 menit. Donghae dan Jessica belum selesai, karena memang di butuhkan
waktu lama untuk membuat daging yang mereka masak empuk dan menyerap bumbu.
“Wah.. Minho kita sudah selesai”. Kata Yuri sambil
tersenyum senang.
“Iya chagi.. sebaiknya kita masukkan kulkas dulu ya?
Sambil menunggu Nuna dan Hyung kita masak Beef Teriyaki”. Jawab Minho sambil
menggandeng Yuri menuju kulkas.
“Cie cie.. kalian masak apa?”. Kata Jessica.
“Kita masak Choco Banana Stick untuk nanti dessert
makan malam kita Sica”. Gimana, daging kalian sudah cukup empuk dan matang?”.
Tanya Yuri sambil melihat rebusan daging Jessica dan Donghae.
“Tenang saja Yyul, Oppa sudah ahli dalam membuat
masakan yang terbuat dari daging. Jadi tenang aja, daripada kalian menunggu
kita lama, lebih baik kalian bersantai saja dulu”. Kata Donghae sambil smirk ke
arah Minho dan Minho mengangguk.
“Oke Hyung. Sica Nuna, Hyung aku dan Yuri ke atas dulu
ne? kami lelah”. Kata Minho.
Yuri
dan Minho menuju lantai atas. Mereka menuju ruang santai di rumah Sica dan
kemudian Minho segera menyalakan AC dan menyalakan TV.
“Wah.. hari yang sangat melelahkan ya Minho? Tapi aku
puas kali ini bisa kembali ajak kau memasak”. Kata Yuri sambil berbaring di
sofa dan tersenyum pada Minho.
“Iya sayang. Aku juga puas kok bisa masak bareng
kamu”. Jawab Minho sambil memeluk Yuri.
“Kita sekarang ngapain ya? Aku bosan kalo menunggu
mereka kelamaan”. Kata Yuri sambil sedikit cemberut.
“Um… yaudah kita buka macbook Sica Nuna aja yuk?”.
Jawab Minho.
“Mau ngapain buka macbook Sica? Itu kan punya dia,
pasti itu privasi meskipun gaada apa-apanya. Ingat Minho, disini kita Cuma
nginep. Dan itu macbook bukan punya kita”. Kata Yuri memperingatkan Minho.
“Kalo gitu kita mau ngapain Nun?” . Jawab Minho
seidkit sebal.
“Jangan marah sayang. Yaudah terserah deh kamu mau
ngapain aku gak larang kok. Tapi aku mau istirahat bentar deh di sofa ini. Aku
lelah sekali”. Kata Yuri sambil mengelus pipi Minho.
“Ok ok..”. jawab Minho meninggalkan Yuri.
Yuri
sudah tertidur pulas di sofa hangat itu. Minho tampak masih mengubrak-abrik
tempat kaset dan kaset game nya. Begitu menemukan kaset yang pas, ia segera
menyetel DVD itu untuk nonton berdua Yuri.
“Nun.. ini aku sudah dapatkan ayo kita nonton
bersama”. Kata Minho sambil memasukkan kaset DVD ke dalam DVD Player.
“Nun.. nuna?”. Minho penasaran karena Yuri tak
menjawab perkataannya. Ia pun menoleh ke belakang dan di dapatinya Yuri sedang
tertidur pulas.
“Oh… rupanya kau sedang tidur Nuna. Yaudah gak apa-apa
deh aku nonton sendiri saja”. Kata Minho sambil menuju sofa menghampiri Yuri.
Film
“Jack Richer” ini padahal film kesukaan Yuri. Yuri suka film action dan dia
sangat menyukai Tom Cruise. Sayangnya, sekarang Yuri sedang tertidur. Di
tengah-tengah seru film itu di putar, Minho terganggu oleh paras cantik Yuri
yang sedang tidur. Ia bagaikan malaikat tanpa sayap yang turun dari langit.
Belum pula di tambah dengan bibir Yuri yang sedikit tebal dan sexy, membuat
Minho tak sabar untuk mendaratkan bibirnya di sana.
Tapi,
Minho menyadari apa yang ia pikirkan. Ia langsung menarik selimut untuk
menutupi tubuh Yuri dan mengusap pelan rambut Yuri.
“Nuna.. kau wanita yang sangat sempurna saat aku
melihat mu. Kau cantik, anggun, mempesona, dan hati mu juga sangat baik. Aku
tak menyesal menjadikan mu sebagai yeojachingu
ku.. aku berharap, semoga tali kasih kita bisa sampai ke jenjang pelaminan”.
Kata Minho sambil mengecup kening Yyul dalam dengan penuh perasaan.
Ternyata,
kecupan Minho membuat Yuri kaget dan ia terbangun dari tidurnya. Ia sangat
kaget mendapati Minho sudah ada di depan matanya.
“Eunggg… Minho-yya..
kau sedang apa?”. Kata Yuri membuka mata. Membuat Minho kaget dan segera
melepaskan kecupannya.
“Tidd..tidaakk.. Nun tadi aku hanya membersihkan
kening mu. Ada sesuatu. Maaf telah membuat mu terbangun Nun”. Jawab Minho
dengan menunduk malu.
“Aniyo..
Gwenchanaeyo.. tidak apa-apa kok. Sekarang kita turun yuk.. aku sudah
lapar. Setelah makan mala mini aku mau langsung tidur”. Kata Yuri sambil
menggandeng Minho turun ke lantai bawah.
Sesampainya
di lantai bawah, Yuri masih melihat Jessica dan Donghae di dapur. Tapi kali
ini, mereka bukan memasak. Mereka malah asyik bermesraan sambil bercanda.
“Hei… kalian sedang apa? Makanan sudah siap? Aku lapar
Sica, Hae Oppa. Tadi aku sudah tertidur”. Kata Yuri sambil menghampiri mereka.
“I..iyyaa.. Yyul bentar lagi. Beef nya tinggal di
bumbuin terus di panggang. Udah kalian duduk dulu di meja makan. 5 menit lagi
kok”. Jawab Jessica terlihat sedikit panik.
Minho
dan Yuri menuju meja makan untuk menunggu hidangan makan malam mereka datang. 5
menit kemudian, Beef Teriyaki ala Jessica dan Donghae chef pun telah siap di
meja makan.
“Tadaa… ini dia Beef Teriyaki ala Chef Jessica n
Donghae!! Ayo kita cicipi”. Kata Jessica sambil membawa Beef Teriyaki yang di
taruh di Hot Plate.
“Ini pasti enak kok guys. Tenang aja. Aku udah
berpengalaman sekali loh hahaha”. Kata Donghae dengan pede nya.
“Ah.. kau ini Hyung. Mana mungkin kau bisa memasak?
Kau jarang sekali ke dapur. Hahaha”. Jawab Minho mengejek Donghae yang membuat
Donghae sedikit kesal.
“Eh.. sudah sudah. Jangan childish deh, udah yuk kita
makan dulu. Nih Yyul, makan yuk”. Kata Jessica dan Yuri mengangguk.
Di
tengah makan, mereka mengobrol bersama dan sedikit bercanda. Mereka tertawa
bersama. Tetapi tidak bagi Yuri, ia hanya terdiam dan terlihat teburu-buru
sekali menghabiskan makanannya.
“Nuna.. kau kenapa? Daritadi kau diam saja?”. Tanya
Minho dengan prihatin pada Yuri.
“Iya Yyul.. ada apa dengan kau? Apa masakkan ku dan
HaePpa kurang enak? Maaf ya.. kita masih amatiran banget”. Tanya Jessica dengan
sedikit sedih.
“Aniyo.. aku
tidak apa-apa kok. Aku hanya sedikit lelah. Makanya aku makan cepat karena
ingin segera tidur. Tunggu ku ambil dessert untuk kalian dulu ya”. Jawab Yuri.
“Tunggu Nun. Biar aku saja. Habiskan makanan mu agar
kau cepat tidur”. Kata Minho sambil memegang tangan Yuri. Yuri pun kembali
duduk.
“Ini dessert untuk kalian. Choco Banana Stick. Semoga
kalian suka ya”. Kata Minho sambil tersenyum begitu pun dengan Yuri.
Setelah
mereka semua selesai makan, mereka langsung menuju kamar masing-masing dan
segera tidur malam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar